SHARE

Perpustakaan Universitas Kristen Petra (U.K. Petra) berkolaborasi dengan Center for Chinese-Indonesian Studies (CCIS) menggelar Bedah Buku “Arungi Samudra Bersama Sang Naga: Sinergi Poros Maritim Dunia – Jalur Sutra Maritim Abad ke-21” pada 18 November 2016 yang lalu mulai pukul 13.00 WIB di Ruang Konferensi IV, Gedung Radius Prawiro U.K. Petra. Spesialnya, acara ini langsung dihadiri oleh dua orang penulisnya yaitu Dr. Yohanes Sulaiman, B.A., M.F.A. dan Ian Montratama, S.E., M.E.B., M.Si.(Han).

Buku “Arungi Samudra Bersama Sang Naga: Sinergi Poros Maritim Dunia – Jalur Sutra Maritim Abad ke-21” merupakan sebuah karya anak bangsa yang menawarkan solusi bagi Indonesia. Sebagai negara yang memiliki luas perairan 3.257.483 km2, Indonesia berpotensi untuk menjadi poros maritim dunia. Hal ini juga dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur di Myanmar tahun 2015 silam. Di sisi lain, China memiliki sebuah ambisi untuk memadukan jalur perdagangan laut dan daratnya menjadi satu konsep jalur perdagangan yang terintegrasi, yang dikenal dengan Satu Sabuk Satu Jalur atau One Belt One Road (OBOR). Hal ini menyebabkan perubahan arsitektur geopolitik dan peta keamanan dunia, khususnya Indo-Pasifik, termasuk Indonesia.

Memiliki ambisi tersebut, China berulang kali mengklaim bahwa OBOR, yang direalisasikan dengan pembangunan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 ini murni dilandasi oleh motif ekonomi. Namun penulis menilai bahwa strategi yang dimiliki China ini juga merupakan strategi politik. Dengan berjalannya pembangunan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, China bercita-cita untuk keluar dari kepungan Amerika Serikat dan sekutunya.  Bisa dilihat dari usaha yang dilakukan China untuk membangun pengaruh politik atas negara-negara di sepanjang jalur laut yang terbentang di tiga benua. Perkembangan China ini dilihat sebagai sebuah kendala bagi Indonesia di dalam mewujudkan visinya untuk menjadi poros maritim dunia. Tetapi di dalam bukunya, penulis mencoba untuk melihat kendala ini dari sudut pandang yang berbeda.

Buku ini menyuguhkan kajian yang dalam tentang seberapa besar kemungkinan kebijakan Poros Maritim Dunia dapat bersinergi baik dengan kebijakan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21. Singkatnya, pembangunan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menjalankan kebijakan Poros Maritim Dunia. Terdapat 3 proposisi utama, yaitu : (1) Konstruksi konsep Poros Maritim Dunia (2) Pemahaman konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 (3) Strategi sinergi Poros Maritim Dunia – Jalur Sutra Maritim Abad ke-21. “Terjadinya sinergi antara China dan Indonesia di sini sangat dibutuhkan dan dapat menghasilkan dampak positif. Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa hal ini juga dapat menimbulkan benturan-benturan yang kita belum benar-benar tahu seperti apa nantinya.” ujar Prof. Dra. Esther Kuntjara, M. A., Ph.D., Guru Besar U.K. Petra yang sekaligus menjadi pembahas di dalam acara bedah buku ini.

Di dalam sesi tanya jawab, salah satu penulis yaitu Ian Montratama, S.E., M.E.B., M.Si.(Han) menjelaskan bahwa Indonesia harus  melihat ini sebagai kesempatan yang baik. Indonesia dapat mengambil kesempatan ini tentunya dengan menerapkan beberapa regulasi agar Indonesia tetap dapat mempertahankan pembangunan negara dan membangun konektivitas maritimnya. (ck/dit)

Facebook Comments
SHARE
Previous articleTeknik Mesin
Next articleSemua Saat adalah Indah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here