SHARE

Kehadiran King Sejong Institute (KSI) yang merupakan pusat budaya Korea di Universitas Kristen  Petra (UK Petra)  adalah berupaya meningkatkan pemahaman antara budaya Indonesia dan Korea. Pada tanggal 17 Maret 2017, KSI menyelenggarakan Korean Movie Day yang mengangkat film terkenal Korea, Ode to My Father. Film ini menggambarkan kehidupan masyarakat Korea dengan mengambil fakta sejarah dan muatan-muatan nilai luhur kekeluargaan Korea .

Ode to my father mengisahkan perjuangan Yoon Deok-soo yang ulet menghadapi segala tantangan dalam kehidupannya. Deok-soo yang sudah tua mengenang kembali perjalanan kehidupanya dimulai saat ia masih kecil pada akhir tahun 1950. Saat itu ia bersama orang tua dan tiga adiknya mengungsi dari Pelabuhan Hungnam (saat ini wilayah Korea Utara) untuk menghindari serbuan pasukan Republik Rakyat China. Dalam hiruk pikuk pengungsian itu Deok-soo ditugaskan menemani adiknya Mak-soon, tetapi saat naik ke kapal pengungsi, karena terdesak pengungsi yang lain, Mak-soon terpisah. Ayah Deok-soo turun dari kapal untuk mencari Mak-soon, sebelum meninggalkan keluarganya di atas kapal, sang ayah mengingatkan pada Deok-soo sebagai anak sulung untuk mengambil alih tugas sebagai kepala keluarga apabila ayahnya tidak bisa kembali kepada mereka. Malangnya, ayahnya tidak bisa menaiki kapal lagi, dan adiknya pun tetap hilang. Deok-soo meneruskan perjalanan di atas kapal pengungsi tersebut dengan menggenggam sobekan lengan baju Mak-soon erat-erat.
Deok-soo bersama Ibu dan dua adiknya tiba di kota pelabuhan Busan dimana mereka  menumpang di rumah toko milik adik ayahnya. Masa kecil Deok-soo di Busan diwarnai dengan mengerjakan berbagai macam pekerjaan serabutan untuk membantu beban keuangan Ibunya. Dalam latar belakang keluarga yang serba kekurangan ini, ia menjalin persahabatan dengan Dal-gu yang selalu menemaninya di setiap kesempatan.
Deok-soo berusaha bekerja keras tetapi kehidupan perekonomian keluarganya tidaklah mencukupi. Saat adik Deok-soo lulus sekolah dan diterima di Seoul Daehakgyo (Universitas Nasional Seoul), ia membutuhkan dana lebih untuk mendukung adiknya bisa berkuliah di unieversitas terbaik korea itu. Dal-gu sahabatnya muncul dan menawarkan bekerja di pertambangan batu bara di Jerman. Saat bekerja di Jerman, ia bertemu calon istrinya, Young-ja yang bekerja sebagai perawat di sana tetapi nahas kembali menimpa Deok-soo, saat bekerja di tambang, ia dan Dal-gu tertimbun reruntuhan tambang. Beruntung mereka berdua berhasil diselamatkan dan bisa pulang ke Korea tanpa cacat.

Setibanya di Korea, dengan tabungan selama bekerja di Jerman, Deok-soo kemudian membangun rumah untuk keluarganya. Meskipun sudah memiliki rumah sendiri, Deok-soo tetap bekerja membantu bibinya mengembangkan toko miliknya. Kebahagiaannya bertambah ketika Young-ja menyusulnya ke Busan untuk menikah. Kehidupan Deok-soo semakin baik, bahkan kemudian ia mengusahakan supaya adik bungsunya dapat menikah dengan upacara yang bagus.

Deok-soo dan Young-ja hidup dengan tenang dan sejahtera selama beberapa tahun akan tetapi Deok-soo tetap teringat dan prihatin atas nasib ayahnya dan Mak-soon adiknya yang hilang saat pengungsian. Pada tahun 1983, beberapa stasiun televisi besar Korea membuat program yang mempertemukan anggota keluarga yang terpisah selama perang Korea dan Deok-soo memanfaatkan kesempatan ini untuk berusaha mencari ayah dan adiknya. Ia pun tampil di layar televisi menceritakan peristiwa berpisahnya keluarga mereka di Pelabuhan Hungnam. Kegigihannya berbuah, seorang wanita warga negara Amerika Serikat keturunan Korea menghubungi stasiun televisi tersebut karena merasa pengalamannya sama dengan cerita Deok-soo. Wanita ini dipastikan adalah Mak-soon ketika ia menunjukkan baju anak kecil dengan lengan robek yang sesuai dengan robekan yang disimpan oleh Deok-soo.

Dengan ditemukannya Mak-soon, keluarga Deok-soo kembali lengkap, meskipun mereka harus merelakan kehilangan ayah mereka tetapi Deok-soo sudah berhasil memperjuangkan kehidupan ibunya dan adik-adiknya. Bagi Deok-soo, perjuangan hidupnya dengan memberi yang terbaik untuk keluarganya dan menemukan kembali Mak-soon adalah sebuah persembahan bagi ayahnya. Sebuah ‘ode to his father’. (noel/dit)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here