SHARE

Sebagai institusi Pendidikan tinggi yang peduli dan global yang berkomitmen pada nilai-nilai kristiani, Universitas Kristen Petra (UK Petra) hadir untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai bidang. Adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) membuat persaingan tenaga ahli berkompetensi seperti insinyur menjadi lebih bebas dan terbuka sehingga insinyur di Indonesia harus memiliki kompetensi yang mampu bersaing dengan masyarakat global.

Universitas Kristen Petra bergerak untuk menjawab tantangan MEA saat ini melalui dibukanya Program Profesi Insinyur (PPI). Hal ini sejalan dengan kebutuhan terhadap profesi insinyur yang masih sangat diperlukan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Melalui ijin operasional yang disampaikan pada tanggal 6 April 2017 melalui SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 201/KPT/I/2017 maka Universitas Kristen Petra resmi menjadi salah satu dari 40 universitas di Indonesia yang diberikan kepercayaan untuk menyelenggarakan Program Profesi Insinyur (PPI). Istimewanya, Universitas Kristen Petra adalah salah satu diantara tiga universitas swasta di Jawa Timur yang diberi kepercayaan untuk membuka program Program Profesi Insinyur (PPI).

Secara keseluruhan, terdapat tiga syarat hingga ijin operasional dikeluarkan. Pertama, universitas harus memiliki enam dosen yang sudah tersertifikasi Insinyur Profesional Madya (IPM). Kedua, universitas harus memiliki kerjasama dengan sebuah industri dimana bentuk kerjasama ini difasilitasi oleh pemerintah, yakni bekerjasama dengan Bina Konstruksi yang merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum (KPU). Ketiga, universitas memiliki fasilitas yang memadai seperti ruang kelas dan ruang laboratorium.

Kenapa PPI ini penting? Kebutuhan tenaga ke-insinyuran untuk menghadapi MEA sangatlah tinggi dan diperlukan, dimana teknologi yang semakin berkembang akan selalu membutuhkan peran insinyur untuk menciptakan dan membuat kehidupan lebih produktif dan efisien.

Terdapat dua jenis Program Profesi Insinyur (PPI), yakni reguler dan Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL). Program PPI reguler berjalan selama satu tahun dan menempuh enam mata kuliah (24sks). Persyaratan untuk mengikuti Program PPI reguler antara lain merupakan alumni dari fakultas teknik, memiliki pengalaman kerja selama dua tahun. Sedangkan untuk non teknik, persyaratan yang harus dipenuhi adalah memiliki pengalaman kerja selama tiga tahun dan harus ditambah dengan pengalaman kerja selama dua tahun.

Program PPI Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) berjalan selama satu bulan dengan tiga mata kuliah setiap hari. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah merupakan alumni dari teknik dan memiliki pengalaman kerja selama tiga tahun. Sedangkan untuk non teknik, harus memiliki pengalaman kerja selama tiga tahun dan ditambah dengan pengalaman kerja selama tiga tahun. Perbedaan antara Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) dan reguler adalah Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) tidak terdapat praktek keinsinyuran dan program reguler terdapat praktek keinsinyuran.

Harapan pun terurai melalui program ini. “Dengan dibukanya Program Profesi Insinyur (PPI) di UK Petra, kami berharap dapat membuka peluang gelar keinsiyurannya sarjana teknik di Indonesia dapat diakui baik di dalam maupun luar negeri serta dapat bersaing secara global,” urai Tanti Octavia, S.T., M.Eng selaku Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri UK Petra (fsc/dit).

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here