SHARE

Welcome Grateful Generation (WGG) adalah salah satu fasilitas mahasiswa baru UK Petra mengenal lingkungan dan sivitas akademika UK Petra. WGG 2017 mengangkat tema Growing as a Fighter to be a Survivor. WGG kali ini menyambut 2.047 mahasiswa baru dan gelaran   WGG dimulai pada tanggal 31 Juli hingga 7 Agustus 2017 di kampus Universitas Kristen Petra.

 

Rangkaian WGG 2017 antara lain seminar wawasan kebangsaan, campus tour, rally games, open house pemberian materi pengenalan diri dan kegiatan kepedulian. Istimewanya, seminar wawasan kebangsaan kali ini menghadirkan salah satu Presenter TV terkenal yakni Andi F Noya.

 

Andi F. Noya mengobarkan semangat para mahasiswa baru untuk tidak hanya menjadi orang sukses, namun mampu berdampak bagi lingkungan sosial. Saat ini, banyak anak muda yang merambah dunia enterprenuer, namun jarang yang ingin memberikan dampak bagi lingkungan. “Beragam masalah sosial di Indonesia diakibatkan lemahnya sisi perekonomian, tetapi bagaimana seseorang memecahkan masalah masyarakat dengan memberdayakan apa yang dikerjakan,” urai Andi F. Noya.

 

Dalam seminar yang diselenggarakan di Auditorium UK Petra ini, Andi mengajak mahasiswa baru UK Petra sebagai generasi penerus bangsa harus memahami bahwa Pancasila yang mempersatukan masyarakat Indonesia. Andi mendorong mahasiswa baru untuk mengamalkan nilai Pancasila melalui tindakan sehari-hari. “Jika seseorang menjadi sociopreneur, artinya seseorang sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila,” tambah Andi F. Noya. Selain itu, Andi F. Noya mengobarkan semangat anak muda Indonesia sekarang untuk melakukan sustainable business yang dapat berdampak bagi lingkungan masyarakat.

Andi F. Noya menyebutkan salah satu sosok inspiratif di bidang sosial yakni Azalea Ayuningtyas. Ayu adalah lulusan program master di bidang kesehatan masyarakat dari Harvard University, Amerika. Ayu yang awalnya memiliki pekerjaan di Boston, Ayu kemudian bergabung bersama 6 orang temannya untuk membangun sociopreneur di Flores pada tahun 2014 dengan nama Du’Anyam. Ayu dan teman-temannya membantu ibu-ibu dan wanita di 15 desa di Flores untuk lebih banyak menghasilkan produk kerajinan anyaman dari daun lontar dengan tetap mempertahankan ciri khas desain tradisional. Produk Du’Anyam ini menghasilkan tas, sepatu, dan beragam jenis souvenir serta produk kerajinan berbahan daun lontar lainnya.

Andi mengungkapkan bahwa membantu orang adalah kebahagiaan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Hal ini merupakan perwujudan dari Pancasila, sehingga anak muda Indonesia dapat mengamalkan Pancasila (fsc).

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here