SHARE

Tiap perguruan tinggi di Indonesia memiliki tugas yang dinyatakan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu dari tiga tugas mulia perguruan tinggi tersebut adalah pengabdian pada masyarakat. Dengan adanya pengabdian masyarakat, keberadaan perguruan tinggi di tengah masyarakat diharapkan membawa pengaruh yang positif pada kehidupan masyarakat sekelilingnya.  Program Studi Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior dari Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra mengadakan kegiatan Asem Growong Art and Design Festival 2017 sebagai suatu bentuk pengabdian pada masyarakat.

Asem Growong adalah nama lingkungan yang mencakup 7 Rukun Tetangga di dalam Kelurahan Siwalankerto. Lingkungan ini dinamakan sedemikian karena adanya sebatang pohon asem besar yang berlubang di pinggir Jalan Siwalankerto Timur. Lingkungan Asem Growong dikenal sebagai lokasi padat penduduk, dalam area yang memiliki panjang jalan kurang lebih 300 meter dihuni sekitar 320 kepala keluarga (KK). Keunikan lebih lanjut adalah bahwa dari sekitar 320 KK itu, hanya 195 KK yang merupakan penduduk tetap, sisanya adalah penduduk musiman. Penduduk musiman di sini kebanyakan adalah pendatang dari berbagai macam latar belakang. Rata-rata KK musiman ini adalah keluarga muda yang suaminya bekerja di daerah industri di dekat Siwalankerto. Sukarman, Ketua RT 07 di RW 5, Kelurahan Siwalankerto, mengungkapkan adanya potensi dan kebutuhan yang khas di lingkungan RT-nya. Ibu rumah tangga baik keluarga tetap maupun musiman memiliki waktu luang yang cukup banyak di siang hari. Wilayah RT ini juga memiliki lahan kosong dan bangunan sementara yang tidak dipakai yang sebenarnya dapat dimaksimalkan penggunaannya. Ia mengungkapkan harapannya, “Apabila bisa, diadakan kegiatan yang terus-menerus yang mengajak ibu-ibu ini dan bisa menghasilkan”.

Festival Asem Growong yang mengangkat sub judul “Katelapo Maneh?”, kegiatan in memberdayakan potensi yang ada melalui tiga pilar pemberdayaan masyarakat, yaitu: Ekonomi, Lingkungan dan Sosial. Dalam rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada  tanggal 19 Juli hingga 20 Agustus 2017 ini ketiga pilar tersebut dieksplorasi dengan tujuan mendorong Kampung Asem Growong menjadi kawasan “wisata edukasi”. Dari segi ekonomi, diadakan pelatihan batik jumputan, batik tulis, anyaman dari bungkus jamu bekas, dan membuat korden dari tali. Segi sosial dilaksanakan dengan workshop membuat  mainan tradisional dan acara perayaan 17 Agustus 2017. Segi lingkungan dilaksanakan dengan kegiatan mural dinding, paving dan mengecat pot. Pemuncak rangkaian acara adalah Gebyar Pitulasan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2017. Dalam acara ini karya-karya ibu-ibu warga setempat berupa kerajinan kain batik, gorden dan dompet ditampilkan dengan fashion show dan pameran di lingkungan RT. Selain itu, diadakan juga lomba 17-an memakai mainan tradisional yang dibuat saat workshop mainan anak-anak.

Untuk mempermudah para warga melanjutkan sendiri kerajinan yang sudah dilatihkan, Fakultas Seni dan Desain UK Petra memberikan peralatan membatik seperti canting dan malam, serta motif batik. Aniendya Christianna,S.Sn., M. Med. Kom seorang dosen pengajar di Program Studi Desain Komunikasi Visual UK Petra selaku koordinator kegiatan menyampaikan harapannya bahwa setelah terselenggaranya Festival Asem Growong diharapkan warga akan bisa meneruskan kegiatan ini di kesehariannya. Aniendya berkata, ”Kita sudah bantu dengan memasok materialnya. Ibu-ibu tinggal proaktif untuk secara rutin berkarya”. (noe/padil)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here