SHARE

Belakangan ini, industri perfilman Indonesia sedang mengalami peningkatan. Industri ini merupakan ladang berkarya profesional kreatif. Untuk memberi pengenalan yang lebih mendalam atas industri yang menjanjikan peluang besar bagi para mahasiswa ini, Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra.menggelar Kuliah Umum yang membedah film  Indonesia yang berjudul Posesif pada tanggal 23 Oktober 2017 di Ruang AVT 502 Gedung T UK Petra. Posesif adalah judul film layar lebar yang tayang perdana pada tanggal 25 Oktober 2017 yang lalu. Hadir sebagai narasumber dalam Kuliah Umum ini adalah para pelaku industri perfilman yang memproduksi film Posesif ini. Mereka adalah: Edwin, sutradara yang juga  adalah alumnus Program Pendidikan Komunikasi Arsitek dan Interior (PPKAI) UK Petra; Muhammad Zaidy, producer; Putri Marino, pemeran utama wanita; dan Adipati Dolken, pemeran utama pria. Dalam kesempatan kuliah umum ini, mereka membagikan pengalaman dan wawasan tentang pembuatan film dan potensi industri tersebut.

Membuka sesi kuliah umum, Edwin memberikan gambaran besarnya lahan industri film di Indonesia. Menurutnya, produsen film Indonesia harus optimis karena sudah mendapatkan lahan yang besar ini. Edwin mengatakan, “Populasi kita 250 jutaan. 1 Persennya saja sudah 2 jutaan. Audiens yang besar untuk suatu film. Masa 1 persen saja gak bisa?”

Menyambung pemikiran Edwin, produser film ini, Muhammad Zaidy memaparkan segi bisnis industri perfilman Indonesia. Menurutnya, volume bisnis film di Indonesia dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami peningkatan lebih dari 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa animo masyarakat Indonesia untuk film Indonesia sendiri meningkat. Zaidy mengatakan, “Saat ini adalah saat yang kondusif untuk film Indonesia. Didukung juga dengan bioskop-bioskop yang tidak melulu menampilkan film-film komersil, film independen pun mendapatkan tempat untuk ditampilkan”.

Putri Marino menceritakan bahwa dulunya dia adalah seorang fashion desainer di Bali. Di sela kegiatan profesional sebagai desainer, Putri ingin mencoba hal yang baru. Kemudian lalu mengikuti casting-casting di Jakarta dan bisa menjadi host acara travelling di televisi swasta. Setelah 6 bulan menjadi host televisi peluang mengembangkan diri ke layar lebar terbuka saat dirinya mengikuti casting untuk film Posesif. Putri memberikan pesan motivasi untuk para peserta kuliah yang menggeluti bidang kreatif, ujarnya “Gak boleh takut menjalani segala sesuatu. Semua proses pasti akan ada ups and downs-nya”.

Adipati memakai waktunya untuk menceritakan pengalaman bagaimana dirinya bisa menjadi penggiat perfilman. Awalnya cita-citanya adalah menjadi seorang olahragawan sepak bola dan tidak punya minat untuk terjun ke dunia peran. Di satu titik, Adipati mengalami insiden yang membuatnya tidak bisa lagi mengejar cita-citanya di bidang sepakbola. Kejadian ini justru memberinya kesempatan untuk menerjuni dunia peran, dalam bentuk masuk dalam satu manajemen artis.  Di masa-masa awal masuk dunia keartisan ini, Adipati belum dikenal dan mengalami kesulitan mendapatkan peran. Ketika mendapatkan peran, kurangnya kemampuan dan pengalaman acting sempat membuatnya dimarahi oleh seorang sutradara. Adipati tidak menyerah dan memakai setiap kesempatan untuk mengasah kemampuannya sebagai aktor.

Hasilnya, pria kelahiran 19 Agustus 1991 ini secara rutin membintangi film layar lebar sejak tahun 2009. Tercatat sudah ada 22 judul film bioskop yang dia mainkan. Adipati juga terlibat dalam film yang berjudul Jenderal Soedirman, dimana dia sebagai pemeran utama memerankan Jenderal Soedirman. Adipati membocorkan bahwa untuk bisa menjiwai perannya dalam Posesif, dia harus bisa sayang dulu seperti pacaran dengan lawan mainnya, Putri. (noel/padi)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here