SHARE

Untuk kelima kalinya, Goethe Institut kembali menggandeng Perpustakaan Universitas Kristen Petra (UK Petra) dalam penyelenggaraan Science Film Festival (SFF) 2017. SFF 2017 merupakan kegiatan rutin yang bertujuan mengenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Kegiatan yang diikuti oleh para siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) disekitar UK Petra diselenggarakan pada tanggal 8-10 November 2017 di auditorium UK Petra. Kegiatan ini mengangkat tema “Anthropocene” dimana saat ini jejak manusia begitu mendalam dan luas sehingga ilmuwan dan pembuat kebijakan kini mempertimbangkan bahwa segala perubahan yang disebabkan oleh manusia memang mempengaruhi  data geologis dalam jangka panjang dan memasuki jaman geologi baru yaitu Anthropocene. Para siswa diajak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan melalui topik-topik seperti: urbanisasi, mobilitas, alam, pangan dan interaksi manusia dengan mesin,SFF menjelajahi kehidupan manusia di masa lalu, masa kini dan masa depan. Rangkaian acara SFF 2017 meliputi pemutaran fim, demo eksperimen, talkshow oleh mahasiswa UK Petra, workshop, dan juga lomba membuat poster.

Hari pertama diikuti oleh siswa-siswa dari berbagai SMA, acara dimulai pukul 09.00 dan dibuka oleh Barbara Stoklossa, selaku Kepala Bahasa Wisma Jerman. Dalam sambutannya, beliau menyatakan bahwa Jerman adalah salah satu negara penemu-penemu dunia, oleh sebab itu Jerman sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. “Program ini merupakan program dari Goethe Institute, selain ingin memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan, kami juga bisa memperkenalkan budaya kami,” ungkap Barbara Stoklossa.

Film pertama yang ditonton berjudul Checker Tobi – The Climate Check, film ini bercerita tentang iklim dan hal-hal yang mempengaruhi perubahan iklim, pemanasan global dan juga menanam pohon sebagai salah satu solusi mengurangi pemanasan global. Setelah menonton film, dua peserta diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen tentang kaleng aksial yang relevan dengan rotasi bumi. Film kedua berjudul Checker Can – The Transportation Check, film ini bercerita tentang jenis-jenis alat traspostasi seperti keledai, truk dan juga pesawat beluga. Segera setelah film usai, peserta melakukan eksperimen yaitu transporter kaleng. Selanjutnya, peserta mendengarkan talkshow tentang energi terbarukan oleh Vincent Prasetyo, mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan 2015. Acara dilanjutkan dengan diadakannya lomba infografis yaitu pembuatan poster tentang energi terbarukan.

Pada hari kedua, peserta yang merupakan murid-murid SD diajak menonton film berjudul Paper from Elephant Dung. Film ini menunjukkan proses pembuatan kertas dari kotoran gajah yang terbilang cukup sederhana. Eksperimen yang dilakukan masih berkaitan dengan kertas yaitu kekuatan lipatan kertas dan jembatan kertas. Melalui eksperimen ini, peserta mengetahui bahwa semakin kecil lipatan kertas maka akan kertas akan semakin kaku dan kuat. Film kedua berjudul Not Just a Touch yang menceritakan tentang bagaimana tahapan otak menerima stimulus dari suatu sentuhan. Eksperimen yang dilakukan adalah magnet menarik kertas dan hanya satu sentuhan.

Di hari ketiga, peserta terdiri dari siswa SD dan SMP menonton film berjudul Neuro what? yang menceritakan tentang sistem kerja otak manusia. Setelah itu, dilanjutkan dengan eksperimen disentuh meletus, peserta mengolesi balon dengan berbagai macam bahan seperti garam, kain dan meletus saat di oles dengan minyak kayu putih. Film kedua berjudul Full Proof – Salt, yang menceritakan tentang manfaat garam dan mengapa air asin tidak boleh dikonsumsi. Setelah melakukan eksperimen tentang konteiner cairan dwiwarna, peserta SMP diberikan presentasi tentang energi terbarukan. Kemudian dilanjutkan dengan lomba infografis pembuatan poster tentang energi terbarukan. (rut/padi)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here