SHARE

Membawa Universitas Kristen Petra (UK Petra) menjadi World Class Christian University, itulah mimpi dari Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng. jika terpilih menjadi rektor UK Petra periode 2017-2021. Pencapaian UK Petra selama ini sangat luar biasa berkat pimpinan Tuhan dan kerja keras seluruh civitas akademika, akan tetapi tantangan dunia juga semakin banyak. Maka dari itu Djwantoro, panggilan akrabnya, merasa perlu lebih meningkatkan pencapaian UK Petra hingga di kancah internasional tanpa meninggalkan identitas pribadi institusi.

Pria lulusan Curtin University, Perth, Australia ini menekankan bahwa implementasi nilai-nilai Kristen harus tetap dipertahankan agar bisa menjadi berkat dan terang bagi masyarakat sekitar. “Jangan hanya karena perubahan perkembangan zaman maka identitas sebagai anak Tuhan diabaikan hanya untuk memenuhi permintaan pasar”, ungkap pria yang aktif mengajar sebagai dosen di Program Studi Teknik Sipil UK Petra sejak tahun 2010. Contoh konkritnya dengan menjalankan nilai-nilai LIGHT (Love, Integrity, Growth, Humality dan Truth) sebagai pegangan oleh segenap sivitas akademika UK Petra. Tak hanya itu saja, ke depannya UK Petra harus berburu kualitas dan kredibilitas serta memperluas jangkauan jaringan yang ada sehingga dapat bersaing dengan kampus-kampus yang lain.

Program-program apa saja yang akan dilakukan Djwantoro jika menjadi rektor UK Petra? (1) Mempunyai Excellent Learning and Teaching Center (ELTC). Generasi mahasiswa saat ini merupakan generasi milenial yang sangat ramah dengan dunia digital dan proses belajarnya pun berbeda. “Jadi mau tidak mau, para dosen dan persona kependidikan juga harus mampu menyesuaikan diri dan metode pembelajarannya dengan situasi ini. Pelatihan dan pendampingan-pendampingan harus terus dilakukan agar dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan benar”, urai Djwantoro yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik UK Petra. (2) Menuju Akreditasi Internasional. Saat ini Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI) sedang menggodok perubahan instrument akreditasi, sehingga UK Petra harus bersiap untuk menghadapi perubahan ini yaitu dengan bersiap meningkatkan diri untuk mengikuti Akreditasi Internasional. Djwantoro menambahkan, “kita melakukannya secara bertahap, tidak bisa dilakukan semua bersama-sama, nanti kita lihat Program/program studi mana yang dianggap sudah siap maka akan maju melangkah dalam akreditasi internasional”. Sehingga ke depannya lulusan UK Petra dapat diakui kualitas dan kemampuannya di kancah internasional. (3) Menggalakkan penelitian dan publikasi ilmiah. Indonesia masih kalah tertinggal dengan negara lain, misalnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan lain-lain, maka UK Petra harus lebih memotivasi para dosen untuk membuat penelitian dan publikasi ilmiah internasional lebih banyak lagi. Hal ini karena jumlah publikasi ilmiah suatu negara ternyata berkorelasi langsung dengan kemampuan bersaing bangsa tersebut di antara bangsa-bangsa lain. (4) Revitalisasi Marketing dan Promosi Penerimaan Mahasiswa Baru. Untuk mengantisipasi kehadiran pesaing-pesaing baru, baik dari dalam maupun luar negeri, UK Petra harus memikirkan dengan sangat matang mengenai strategi promosi dan pola penerimaan mahasiswanya. UK Petra harus terus berinovasi dan menyesuaikan dengan tuntutan zaman tanpa harus meninggalkan jati diri UK Petra.

Tak hanya itu saja, ke depannya UK Petra harus terus menambah jalinan kerjasama dengan institusi luar negeri. UK Petra akan lebih fokus menggalakkan kerjasama dengan institusi dari Negara-negara di Asia Pasifik dan Eropa untuk para mahasiswa program S-1. Bagi Djwantoro yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian UK Petra pada tahun 2010-2013 ini, dalam menjalankan tugasnya ia berpegang teguh pada Firman Tuhan yang terdapat dalam 1 Korintus 15 : 10. “Jika saya dipercaya Tuhan untuk memimpin universitas ini maka Tuhan yang akan memampukannya”. (Aj/dit)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here