SHARE

Saat ini budaya pop Korea di dunia (K-wave) semakin marak bermunculan tak terkecuali di Indonesia. K-wave memicu banyak orang untuk belajar Bahasa Korea dan Kebudayaan Korea. Hal ini juga otomatis menyebabkan meningkatnya minat untuk mengunjungi negeri gingseng tersebut, baik sekedar untuk liburan maupun untuk menempuh pendidikan. Maka dari itu agar informasinya semakin jelas, King Sejong Institute (KSI) UK Petra menggelar seminar studi ke Korea mengenai berbagai informasi kiat-kiat dan beasiswa untuk studi di Korea. Seminar ini dilaksanakan di Auditorium Universitas Kristen Petra (UK Petra) pada Jumat, 17 November 2017 yang dibuka oleh Dr. Liliek Soelistyo, MA., selaku Direktur KSI Surabaya.

Dalam seminar ini, peserta dapat mendengarkan penjelasan langsung dari Lee Kyeong Youn yang merupakan pakar beasiswa untuk studi di Korea. Beliau menjelaskan tentang Global Korea Scholarship (GKS) dan Korean Government Scholarship Program (KGSP), program beasiswa untuk pelajar internasional yang menyediakan kesempatan bagi pelajar internasional untuk menempuh pendidikan S1, S2, dan S3 di Korea. Wakil Presiden Komunitas Korea di Surabaya ini menyebutkan keuntungan berkuliah di Korea Selatan yaitu pertama, daya saing pendidikan Korea yang menduduki peringkat ke empat di Asia setelah Singapore, Taiwan, dan Hongkong. Kedua, ilmu terapan dan teknologi negara Korea sudah maju, ketiga, kekayaan budaya Korea dan kehidupan masyarakatnya yang dinamik. Keempat, biaya hidup dan biaya pendidikan di Korea yang relatif lebih murah dibandingkan dengan negara lainnya, ditambah dengan banyaknya penawaran beasiswa bagi mahasiswa internasional. Kelima adalah adanya izin bagi mahasiswa asing untuk bekerja paruh waktu. “Setelah enam bulan tinggal di Korea, mahasiswa asing bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu selama 20 jam dalam seminggu secara legal,” jelas Lee Kyeong Youn.

Selain Lee Kyeong Youn, ada tiga pembicara lainnya yang juga menjadi pembicara dalam seminar ini yaitu Elisabeth Pratidhina Founda Noviani, S.Pd., M.S membagikan pengalamannya mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Korea (KGSP) di KAIST University Korea. Elisabeth mengatakan bahwa Pemerintah Korea menanggung biaya pendidikan, tiket pesawat pulang-pergi, biaya hidup (monthly allowance), biaya riset, dan asuransi kesehatannya. “Penerima KGSP diharuskan memiliki GPA lebih dari 80% setiap semesternya, seperti minimal 3,3 dalam skala 4,” ungkap Elisabeth.

Pembicara lainnya adalah Cindy Muljosumarto, S.Sn., M.Des. yang mendapatkan beasiswa dari Dongseo University untuk menempuh pendidikan S2 desain. Pembicara terakhir adalah Asri Julianti, S.Pd., M.Si. yang menempuh studi Bahasa Korea di tiga Universitas di Korea yaitu Seoul Woman University, Sejong University, dan Sangmyung University. Keempat pembicara sepakat bahwa lebih baik calon mahasiswa belajar dan berlatih Bahasa Korea di Indonesia terlebih dulu sebelum berangkat ke Korea. Yuniar Puspitasari, salah satu peserta seminar mengaku mengikuti seminar ini karena memiliki rencana untuk menempuh S1 di Korea. “Saya tertarik mengikuti seminar ini karena saya sedang mengumpulkan informasi mengenai pendidikan di Korea, melalui seminar ini saya bisa mendapatkan gambaran dan informasi sebagai bahan pertimbangan saya,” ujar siswa SMA Sejahtera Surabaya ini. (rut/Aj)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here