SHARE

Kompetisi fotografi arsitektur Geeste Van De Architectuur (GADA) adalah kompetisi fotografi arsitektur yang diadakan setiap tahun sekali oleh himpunan mahasiswa (hima) program studi (prodi) Arsitektur Universitas Kristen Petra (UK Petra). Pada tahun 2017 ini, kompetisi GADA menginjak tahun ke sembilan dengan mengangkat tema “STRUCKTURED” yang merupakan akronim dari “Struck the Beauty of Achitecture”.

Kompetisi diawali dengan lokakarya “Strucktured Photography” yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 November 2017. Lokakarya ini dimaksudkan untuk membekali para mahasiswa yang tertarik mengikuti kompetisi GADA. Acara yang dihadiri sekitar 120 orang mahasiswa UK Petra dan peserta umum ini menghadirkan Mario Wibowo, S.T., M.M., ARPS, sebagai narasumber yang juga fotografer arsitektur profesional.

 

Mario mengawali sesi dengan menceritakan perjalanan karirnya dari seorang arsitek profesional dan kemudian menjadi fotografer arsitektur. Selama tujuh tahun di dunia arsitektur Mario menekuni hobi fotografi. Baginya, kegiatan fotografi bisa melepaskan ketegangan dan juga seringkali mendatangkan ide kreatif. Mario melanjutkan sesi dengan pembahasan yang lebih teknis tentang peralatan fotografi yang biasa dipakainya. Obyek fotografi arsitektur adalah bangunan, dan bangunan cenderung berukuran relatif besar, maka diperlukan perangkat bernama tilt shift lens yang dapat meminimalisasi distorsi yang menyebabkan foto garis yang lurus jadi melengkung. Bangunan pada umumnya memiliki garis tegak lurus yang apabila terdistorsi menyebabkan tampilan gedung tersebut kurang baik. Dalam sesi ini Mario menyarankan tidak perlu memakai peralatan yang terlalu canggih untuk dapat menghasilkan foto bangunan yang baik.

Setelah membahas peralatan, Mario melanjutkan dengan pembekalan dasar-dasar fotografi. Dipaparkan tentang dasar komposisi fotografi yaitu prinsip Rule of Third dan dicontohkan hasil foto yang baik yang memakai prinsip tersebut. Prinsip Rule of Third ini berbicara tentang satu frame gambar dibagi menjadi tiga bagian secara horisontal dan vertikal. Pada perpotongan sepertiga bagian frame ini sebaiknya ditempatkan objek-objek yang menarik dari gambar tersebut. Di sesi ini Mario juga membagikan berbagai trik yang dipakainya saat melakukan fotografi, salah satunya adalah waktu ideal fotografi eksterior bangunan adalah pada pukul 07.00—09.00, dan pukul 15.00—17.00 yang dikatakannya sebagai the golden hours. Di waktu-waktu ini sudut sinar matahari terbaik untuk fotografi. Sudut matahari yang miring menghasilkan bayangan yang meningkatkan estetika bangunan tersebut. Waktu di luar jam tersebut dapat dipakai untuk melakukan pemotretan interior atau pemotretan eksterior malam hari dengan bantuan pencahayaan. Melalui pembekalan ini, diharapkan peserta bisa mengaplikasikan prinsip komposisi dan beragam trik tersebut saat melakukan sesi pemotretan gedung baru UK Petra. Mario menutup sesi ini dengan menjabarkan beberapa teknik fotografi, yaitu pemakaian garis, siluet, pantulan, dan framing.

Setelah pembekalan teknik dan wawasan tentang fotografi bangunan, saat golden hours sore hari, para peserta diberi kesempatan untuk mempraktekkan yang telah didapatkan saat lokakarya untuk menunjukkan keindahan gedung baru UK Petra. Hujan deras tidak menyurutkan semangat para peserta berburu keindahan bangunan di sudut-sudut gedung baru. Hasil fotografi para peserta dikumpulkan untuk dibahas bersama dengan Mario. Hasil fotografi peserta banyak memakai teknik yang telah didapatkan dari Mario. Para peserta cenderung memakai teknik siluet disebabkan pencahayaan minim karena hujan yang deras. Menurut Mario, cuaca merupakan aspek tidak terkontrol yang harus bisa dikelola oleh fotografer. Menurutnya “fotografer yang handal selalu bisa menemukan angle terbaik di semua situasi, misalnya jika terjadi hujan, fotografer bisa juga mencari genangan air untuk memakai teknik pantulan”. (noel/dit)

Facebook Comments