SHARE

Natal adalah sebuah momen istimewa dan selalu membawa sukacita. Ibadah dan perayaan Natal Universitas Kristen Petra (UK Petra) selalu mengangkat tema keragaman suku di Indonesia. Di tahun 2017 ini, kebaktian Natal yang dilaksanakan pada 4 Desember 2017 di Auditorium mengangkat budaya Minahasa dari Sulawesi Utara dengan tema “Cuma Tuhan Pe Sayang Pa Torang”.

Ibadah dan perayaan Natal ini dihiasi dengan perangkat alat musik kolintang khas Minahasa yang mengiringi pujian dan penyembahan. Ibadah dibuka dengan  paduan suara universitas yang membawakan pujian “The 12 Groovy Days of Christmas”. disambung dengan vocal group D’ Clay.

Di ibadah Natal ini, drama Natal menjadi pembawa acara dimana mengisahkan bagaimana orang mencari sumber kasih dan kebahagiaan dari hal-hal seperti kekayaan, kasih yang diberikan orangtua, dan kasih dari pasangan. Digambarkan dalam drama ini, meskipun ketiga hal tersebut di atas terpenuhi, manusia tetap merasakan kehampaan, rasa kosong dan kehampaan hanya bisa dipenuhi dengan kasih dari Tuhan saja.

Khotbah dalam ibadah Natal disampaikan oleh Pendeta Buby Ticoalu, D.Min. Buby dalam khotbahnya melandaskan dari 1 Korintus 15:9-10, mengajak jemaat untuk melayani dengan pola Sola Gratia, semua hanya karena anugerah Tuhan semata, sehingga kita semua patut mengucap syukur dan membalaskan kebaikan dan anugerah Tuhan kepada sesama kita.

Seusai khotbah, perayaan Natal dilanjutkan dengan tari-tarian yang menggambarkan kekayaan budaya Minahasa, salah satunya tarian “Kabasaran” yang diperankan untuk menyambut tamu kehormatan dilanjutkan dengan tarian “Poco-Poco” yang mengajak jemaat untuk ikut menari bersama. Tari-tarian dan peralatan musik kolintang ini didukung oleh Kerukunan Keluarga Kawanua Surabaya (K3S), dan dalam perayaan ini tidak ketinggalan lagu tradisional Minahasa “Opo Mana Natas” yang berarti “Tuhan yang di atas”  dilantunkan.

Di penghujung acara, Rektor UK Petra, Prof. Ir. Rolly Intan M.A.Sc., Dr.Eng., menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan rangkaian kegiatan Natal yang diadakan. Ketua panitia ibadah dan perayaan Natal, Sepridel Hae Tada, S.S., M.Div., mengatakan: “merayakan Natal bukan hanya ritual atau kebiasaan yang rutin tetapi esensi Natal yaitu ekspresi kasih Allah yang kekal bagi manusia berdosa harus menjadi pandu untuk selalu mengabarkan kasih dan kebaikan  untuk sesama ”. (noel/dit)

Facebook Comments