SHARE

Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari, karena setiap fase kehidupan selalu diwarnai dengan perubahan, tantangan, maupun kesulitan. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Stres memang tidak dapat dihindari, namun ketika seseorang memiliki keterampilan untuk mengelola stres tersebut, maka kesehatan jiwanya akan tetap terjaga dan kehidupannya akan tetap efektif serta optimal.

Pusat Konseling dan Pengembangan Pribadi (PKPP) Universitas Kristen Petra (UK Petra) membekali dosen dan persona kependidikan UK Petra yang tergabung dalam Club SEDIA (Siap Empati Dalam Situasi Apapun) keterampilan mengelola stres di seminar dan sarasehan teknik-teknik mengelola stres yang dilaksanakan pada 12 Desember 2017 di Ruang Konferensi 1, Gedung Radius Prawiro lantai 10.

Selain bertujuan agar peserta memahami teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengelola stres, kegiatan yang diikuti oleh 18 peserta ini bertujuan supaya peserta dapat menjadi penolong yang efektif bagi rekan atau mahasiswa yang membutuhkan pendampingan dalam menghadapi stres. Kegiatan ini terbagi atas dua sesi, sesi pertama yaitu Self Assessment oleh Pratiwi Anjarsari S.Psi, M.Psi, Psikolog. Self Assessment ini bertujuan untuk mengenal dan memahami tingkat stres masing-masing individu melalui test psikologi. Peserta diminta menjawab pertanyaan 42 pertanyaan yang terbagi atas 21 pertanyaan tentang kecemasan dan 21 pertanyaan tentang depresi. Dari hasil test psikologi tersebut, peserta dapat mengetahui tingkat kecemasan dan depresinya.

Sesi kedua diisi oleh Dr. Mary Philia Elisabeth, M. Psi., Psikolog yang berbicara mengenai teknik-teknik mengelola stres. Menurut wanita kelahiran Surabaya ini, stres merupakan respon fisik dan emosional terhadap suatu situasi yang menuntut kita dan penuh tekanan. Tanda-tanda stres dapat dilihat melalui empat bagian yaitu body (tubuh), mind (pikiran), emotions (emosi), dan behavior (kebiasaan). Saat stres, tubuh bisa terpengaruh seperti sakit atau munculnya jerawat. Kebiasaan orang yang sering mengemil dan mudah terganggu juga merupakan tanda-tanda orang yang stres. Dalam kegiatan ini, Dr. Mary memberikan meditasi untuk merilekskan pikiran peserta. Meditasi ini dilakukan dengan media audio dan visual. Pertama peserta disuguhi gambar-gambar selama 10 menit, kemudian untuk meditasi kedua, peserta diminta menutup mata dan mendengarkan suara selama 5 menit. Meditasi ini akan berhasil saat seseorang tidak terlalu banyak berpikir dan menilai. “Setiap orang pasti pernah mengalami stres, tetapi saat seseorang sudah terbiasa, maka stres dijadikan sebagai sebuah tantangan,” ungkap wanita yang juga berprofesi sebagai dosen ini.

Pratiwi Anjarsari S.Psi, M.Psi, Psikolog mengatakan bahwa pembinaan Club SEDIA merupakan kegiatan rutin tahunan bagi para dosen maupun persona kependidikan yang tertarik dengan konseling teman sebaya (peer counseling) dengan tema kegiatan ini selalu berbeda-beda. (rut/dit)

Facebook Comments