SHARE

Ilmu Teknik Sipil adalah ilmu yang krusial dalam pembangunan. Indonesia saat ini sedang gencar membangun infrastruktur. Untuk meningkatkan standar keamanan sebuah bangunan, kekuatan strukturnya sangatlah menentukan, baik struktur di atas dan di bawah tanah. Pondasi, yang merupakan struktur di bawah tanah, berfungsi menerima beban dari struktur atas suatu bangunan dan meneruskan beban tersebut ke tanah. Berkembangnya teknik dan ilmu pengetahuan tentang pondasi memungkinkan dibangunnya bangunan baru dengan spesifikasi yang lebih tinggi, lebih besar, dan lebih baik. Sebagai bentuk dukungan untuk kemajuan teknologi di bidang ini, Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra (UK Petra) menyelenggarakan Seminar Nasional Geoteknik dengan tajuk “Pondasi dan Permasalahannya” pada tanggal 6 Desember 2017 lalu di Ruang Konferensi IV Lantai 10 Gedung Radius Prawiro.

Seminar nasional yang diselenggarakan sebagai bentuk perayaan Dies Natalis Program Studi Teknik Sipil ke-55 ini terdiri atas enam sesi dengan narasumber yang merupakan akademisi dan praktisi di bidang Geoteknik. Di sesi pertama, Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA, Dosen Jurusan Teknik Sipil ITS, dan Ketua Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia Komda Jatim membawakan hasil analisa kasus yang didapat dari pengerjaan di lapangan yang berjudul “Efek Pemancangan pada Tanah Lunak”. Dipaparkan bahwa dalam pengerjaan pondasi dengan tiang pancang bawah tanah, efek yang didapat dari pergerakan tanah di sekitar tiang pancang baru cukup signifikan pada pancang yang sudah ada sebelumnya. Maka dari itu diperlukan perhitungan dan penanganan khusus dalam pemasangan pancang. Ir. Sugie Prawono, M.Eng., Direktur PT. Teno Indonesia, memberikan solusi atas permasalahan tersebut dalam sesinya yang berjudul “Pondasi Tiang dengan Metode Preboring”. Solusi atas adanya efek dalam pemasangan tiang pancang pada tiang pancang yang sebelumnya sudah ada bisa diantisipasi dengan menggunakan metode Preboring. Metode ini dilakukan dengan membuat lubang terlebih dahulu untuk tiang pancang. Setelah lubang tersedia, lubang tersebut diisi dengan beton cair terlebih dahulu. Tiang pancang kemudian dimasukkan kedalam lubang yang sudah terisi beton cair tersebut. Dengan metode ini, sehingga efek pergerakan tanah bisa diminimalisir.

Sesi selanjutnya dibawakan oleh Handayani, S.T., MT., dari Geotechnical Engineering PT. Testana Engineering, Inc. Handayani mempresentasikan “Perilaku Tiang Pasif pada Pondasi Jembatan Akibat Pergerakan Massa Tanah”. Pemaparannya lebih berfokus pada perlunya perhatian pada pondasi jembatan karena pondasi tersebut terpengaruhi pergerakan tanah. An-Jui Li, Ph.D., seorang akademisi geoteknik dari Taiwan, membawakan “Soil Slope Stability Assessment using Fast Solutions”. Li memaparkan model yang mempermudah dan mempercepat penilaian stabilitas tanah miring. Dalam pekerjaan konstruksi di tanah yang miring, menentukan stabilitas tanah adalah hal krusial, dengan model komputer karya Li ini, maka penentuan tersebut bisa dipercepat dan dilakukan dengan lebih mudah.

Ir. Sia Khaij Tjwan, MSCE., Direktur Pakuwon Grup membawakan materi “Perbaikan Tanah dengan PVD dan Preloading”. PVD merupakan kepanjangan dari Prefabricated Vertical Drain, yaitu suatu alat yang berfungsi mempercepat proses drainase air dalam tanah. Preloading adalah menguruk tanah diatas PVD untuk mensimulasikan bangunan. Drainase air pada tanah yang direncanakan dilakukan pekerjaan konstruksi adalah penting untuk bisa mengontrol penurunan tanah, yang sangat berpengaruh pada ketahanan struktur suatu bangunan. Ir. Y.P. Chandra, M.Eng., Wakil Ketua Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia, membawakan “Pengantar SNI Geoteknik”. Bidang geoteknik di Indonesia sebelumnya belum pernah memiliki standar. Dengan adanya Standar Nasional Indonesia ini maka diharapkan kualitas pekerjaan geoteknik menjadi lebih seragam dan pengontrolan hasil pengerjaan tersebut menjadi lebih mudah. (noel/Aj)

Facebook Comments