SHARE

“sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Lukas 2:30-32)

Sejak tahun 2007, Natal di UK Petra dirayakan dalam nuansa daerah atau budaya tertentu. Budaya yang dipilih merupakan budaya yang komunitas atau orang-orangnya juga berada di UK Petra, entah itu mahasiswa, dosen, maupun persona kependidikan. Jadi, sampai tahun 2017 ini, UK Petra telah menyelenggarakan 11 kali perayaan Natal dalam nuansa budaya yang berbeda, yaitu Jawa (2007), Tionghoa (2008), Toraja (2009), Ambon (2010), Kupang (2011), Palangkaraya (2012), Papua (2013), Bali (2014), Makassar (2015), Batak (2016), dan Minahasa (2017). Dalam setiap perayaan Natal ini, ada tarian, lagu daerah, lagu rohani dalam bahasa daerah, makanan khas yang disajikan, dan tentu saja kostum khas daerah yang dipakai oleh panitia dan pengisi acara. Kebaktian dan Perayaan Natal di kampus terasa istimewa karena setiap orang yang terlibat akan belajar beribadah dan merayakan Natal dalam suatu budaya tertentu.

Perayaan yang unik ini berkaitan erat dengan esensi berita Natal. Kelahiran Yesus merupakan kabar sukacita bagi setiap orang dari setiap suku, bahasa, kaum, dan bangsa. “Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Lukas 2:30-32). Ini adalah nyanyian Simeon ketika ia bertemu dengan bayi Yesus saat dibawa ke bait Allah. Janji keselamatan semakin nyata ketika Yesus lahir ke dunia. Keselamatan ini bukan hanya bagi umat Israel, namun bagi segala bangsa. Kelahiran Kristus merupakan bukti kasih Allah bagi manusia yang terbelenggu dosa. Dalam keberdosaannya, manusia tidak akan pernah bisa menyelamatkan dirinya sendiri! Yesus Kristus yang akan menyelamatkan manusia berdosa dari murka Allah. Hanya karena kasih Allah yang begitu besar, maka Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, lahir sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa dari murka Allah.

Natal adalah momen penuh sukacita dan pengharapan. Natal mengingatkan setiap kita bahwa kita yang berdosa ini dikasihi Allah. Kasih Allah inilah yang membuat hidup kita penuh sukacita dan pengharapan. Hanya karena Yesus, Natal menjadi momen penuh sukacita dan pengharapan. Manusia berdosa yang ada dalam kegelapan boleh melihat pada Kristus, Sang Terang yang sesungguhnya! Natal menjadi istimewa bukan karena dekorasi yang indah, kue-kue Natal yang melimpah, hadiah, atau berbagai kemeriahan lainnya. Natal menjadi istimewa karena ada kasih Allah di dalamnya. Natal menjadi istimewa karena ada Kristus. Natal tanpa Kristus hanyalah suatu perayaan yang sia-sia!

Bagaimana kondisi kita menjelang Natal tahun 2017 ini? Di tengah pergumulan hidup yang sedang kita alami, masihkah kita merasa bahwa kita orang yang dikasihi Tuhan? Atau karena rumitnya pergumulan hidup kita, membuat kita merasa seolah sedang “dibuang” oleh Tuhan? Atau mungkin kita sedang dalam tahap mempertanyakan, “Apakah Tuhan masih peduli sama saya?” Apa pun kondisi kita, ingatlah Natal akan selalu mengingatkan bahwa Tuhan mengasihi kita. Kadar kasih Tuhan pada kita tidak akan pernah berubah. Hidup ini tidaklah selalu menyenangkan. Namun, Kasih-Nya tidak pernah berubah. Marilah kita merayakan dan menyukuri kasih Tuhan. Selamat Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

 

Facebook Comments