SHARE

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra berhasil menorehkan prestasi nasional dalam kompetisi Communication Awards (CA) yang diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KOMAKOM UMY). Communication Awards memiliki empat kategori lomba yaitu Print Ad, Corporate Social Responsibility, Integrated Campaign, dan Festival Film Gadget. Cornelli Kwanda meraih juara dua dalam kategori Print Ad, Robby Gunawan dan Andreas Evan Christopher yang tergabung dalam tim Terima Kasih meraih juara dua dalam kategori Integrated Campaign. Tim Cinestar Film yang beranggotakan William Sanjaya, Jeremy Adrian Sutanto, dan Ivana Hardiyanti Wijaya meraih juara dua dan predikat sinematografi terbaik dalam kategori Festival Film Gadget.

Kategori Print Ad mengangkat tema “Robot Kecil yang Malang”, diinspirasi dari banyak kasus tentang pekerja anak yang luput dari pandangan masyarakat. Cornelli Kwanda membuat poster dengan judul “Tangisku Bahagiamu”. Cornelli fokus kepada anak-anak pekerja di bidang tekstil yang merupakan hal lumrah di industri tersebut. Dibuat kurang lebih tiga hari, poster berisi gambar label pakaian yang tertera tulisan made by kids, 65%  child’s sweats, dan 35% child’s tears. “Pesan yang ingin saya sampaikan adalah supaya masyarakat sadar bahwa pakaian yang mereka gunakan itu merupakan hasil kerja keras anak-anak dan saya harap masyarakat tidak mendukung perusahaan yang mempekerjakan anak-anak,” ujar mahasiswa angkatan 2015 ini.

Kategori Integrated Campaign, tema pada babak penyisihan adalah “Kotak Ajaib”. Seringkali gadget dipandang sebagai hal yang negatif saja, tetapi ada banyak manfaat gadget bagi pertumbuhan anak-anak. Peserta diminta membuat kampanye kreatif kepada orang tua usia 21-40 tahun agar menggunakan gadget untuk membantu tumbuh kembang anak layaknya kotak ajaib. Tim Terima Kasih membuat Rapor Digital yang merupakan laporan atau evaluasi hasil belajar anak di rumah tentang penggunaan gadget. Rapor Digital memiliki sistem kebalikan dengan rapor sekolah pada umumnya, karena pengisian rapor digital ini dilakukan oleh orang tua dan ditujukan untuk wali kelas anak di sekolah. Tujuan dari rapor digital ini agar orang tua sadar bahwa anak dapat tumbuh dan berkembang dengan gadget jika orang tua terlibat di dalamnya. Setelah diumumkan menjadi finalis, tim Terima Kasih dan empat tim finalis lainnya mengikuti babak final di Jogyakarta. Pada babak final ini, finalis diminta membuat kampanye kreatif kepada masyarakat usia usia 40-60 tahun tentang suatu produk obat diabetes agar dapat dikenal di taraf Nasional tanpa melalui media televisi. Ide tim Terima Kasih adalah dengan mengadakan event bagi-bagi manisnya jajanan Jogja, tim ini menjatuhkan pilihan pada Yangko. Event ini dilakukan dengan membagi-bagikan yangko di area sekitar Jalan Malioboro Jogyakarta. Yangko dilengkapi pesan tentang bahaya diabetes dan solusi pada bagian kemasannya.

Kategori Festival Film Gadget, tema yang dipilih adalah “Bully pada Anak-Anak”. Tim Cinestar Film membuat film berdurasi lima menit yang berjudul “Dibalik Kalbuku”. Berkisah tentang nostalgia seorang anak Sekolah Dasar (SD) yang menjadi korban bully dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Film yang proses pembuatannya sekitar dua minggu ini ingin menyampaikan pesan bahwa bully harus dicegah dan dihindari. Keunikan dari film ini adalah cinematografinya, dimana film ini menggunakan point of view karakter utamanya. “Setelah mengikuti lomba ini, banyak hal yang bisa saya dapat melalui workshop yang diadakan, saya bisa banyak belajar tentang dunia perfilman,” ungkap William Sanjaya. (rut/padi)

Facebook Comments