SHARE

Era keterbukaan informasi membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif berupa timbulnya banyak informasi palsu (hoax) atau juga disinformasi. Terbukanya informasi yang ada tentunya juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menambah ilmu dan wawasan dengan bersikap kritis. Salah satu cara mengkritisi sebuah informasi atau masalah yang terjadi adalah dengan bertukar pikiran sesama mahasiswa yang dikemas dalam sebuah kegiatan debat. Dalam kegiatan debat, seorang mahasiswa menyampaikan, menguji dan bersikap kritis pada sebuah ide sehingga pada akhirnya mereka dapat menemukan kesimpulan penyelesaian masalah.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen (UK) Petra menyelenggarakan lomba debat “Aku Untuk Indonesiaku 2018” pada tanggal 16-18 Maret 2018 di gedung P. Lomba ini bertujuan mahasiswa dapat menjawab permasalahan sosial dan politik yang terjadi di Indonesia, selain itu diharapkan mahasiswa UK Petra dan mahasiswa luar UK Petra dapat menjalin komunikasi dan interaksi sesama mahasiswa.

Peserta lomba berjumlah 96 orang dari 48 tim. Peserta adalah wakil dari 21 perguruan tinggi di Indonesia dan 2 wakil dari asosiasi lomba debat internasional tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Kompetisi ini diadakan dalam  6 babak, yaitu: babak penyisihan, 16 besar, 8 besar, 4 besar, perebutan juara 3, dan grand final. Di hari pertama para peserta mengikuti penjelasan teknis tentang peraturan dan tata cara perlombaan. Perlombaan dimulai di hari kedua dengan babak penyisihan yang menyaring 48 tim peserta menjadi 16 tim untuk maju ke babak 16 besar di hari ketiga.

Lantai 6 Gedung P dipadati para peserta yang memakai 12 ruangan untuk babak penyisihan ini. Dalam satu ruangan, 4 tim berdebat dengan gaya debat British Parliament System. Aturan main di sistem ini adalah membagi keempat tim dalam satu ruangan itu menjadi 4 faksi, yaitu: 1) Opening Government; 2) Opening Opposition; 3) Closing Government; dan 4) Closing Opposition dan debat dilaksanakan dalam bahasa Inggris. Juri menyampaikan satu topik dan faksi-faksi bergiliran menyampaikan argumentasinya. Faksi-faksi government dipastikan mengambil sikap berbeda dengan faksi-faksi opposition. Penilaian diberikan berdasar poin-poin informasi yang diberikan oleh tim lawan. Debat dengan sistem ini dipakai di berbagai lomba debat tingkat internasional di banyak negara di dunia. Pada hari kedua dilaksanakan 5 babak debat sisanya. Di akhir lomba, muncul para juara sebagai berikut: Tim Institut Teknologi Bandung (ITB) 1 keluar sebagai Juara 1, Tim Bina Nusantara 1 Juara 2, Tim Universitas Gajah Mada (UGM) 6 Juara 3 dan Tim UGM 8 sebagai Juara 4.

UK Petra diwakili oleh Nicholas Christianto Wijaya dan Charaqua Vania Rawiadji. Charaqua yang biasa dipanggil Chacha mengatakan, “Dengan mengikuti lomba debat ini, saya menjadi mengerti permasalahan-permasalahan dan isu-isu internasional, hukum, politik, sosial-budaya dan lain-lain”. Ketua panitia lomba “Aku Untuk Indonesiaku” 2018, Arnold Rezon, menyampaikan pesan “Jangan  takut untuk berargumen, berkonflik, dan berdebat, jika berdebat dilakukan dengan benar akan sangat berguna untuk menemukan inovasi dan ide-ide yang dapat meluaskan pikiran kita”. (noel/dit)

Facebook Comments