SHARE

Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan bermunculannya super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Revolusi Industri 4.0 ini memungkinkan pekerjaan-pekerjaan manusia digantikan dengan mesin dan robot. Selama ini manusia sudah hidup berdampingan dengan robot, tetapi robot yang ada saat ini adalah robot yang sudah memiliki program tertentu. Sehingga robot hanya akan bertindak atau berbuat sesuai dengan apa yang diatur oleh sang programmer. Robot pintar dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) diciptakan agar dapat merespons dan melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan manusia.

Dr. Ing. Indar Sugiarto, S.T., M.Sc., dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Kristen (UK) Petra berhasil menciptakan robot platform yang memiliki kecerdasan kognitif dengan teknologi neuromorfis. Robot ini dibuat selama masa disertasinya di Technical University of Munich, Jerman. Neuromorphic Engineering merupakan teknologi yang berusaha menghasilkan sistem yang mampu mengolah informasi layaknya cara kerja otak. Pendekatannya dengan cara mengimplementasikan struktur dan fisiologi sistem saraf pusat pada otak dalam bentuk hardware dan software. Sistem neuromorfis berusaha meniru cara kerja otak hingga level sel-sel otak. Dengan metode ini, robot akan dilengkapi dengan jutaan hingga milyaran sel-sel saraf tiruan. “Hal ini memungkinkan robot memiliki rasa ingin tahu seperti anak kecil, memiliki kemampuan mengeksplorasi, memilki kemampuan mempelajari sesuatu, hingga mengambil keputusan,” ungkap dosen yang menempuh pendidikan magisternya di University of Bremen ini.

Robot platform ini dilengkapi dengan silikon retina yang berfungsi sama dengan mata manusia. Otak pada robot bernama Spiking Neural Network Architecture (SpiNNaker), yang merupakan perangkat elektronik yang memiliki 48 chip, masing-masing chipnya memiliki hingga 20 juta neuro atau sel saraf digital. UK Petra menjadi satu-satunya institusi di Indonesia yang memiliki SpiNNaker. Di bawah bimbingan Prof. Stephen Byram Furber, Indar bersama beberapa rekannya mengembangkan robot-robot dengan SpiNNaker. Robot platform buatan Indar ini diciptakan untuk mengeksplorasi ruangan, sehingga robot dapat mengetahui tatanan, jarak, dan luas sebuah ruangan.

Untuk rencana kedepannya, Indar ingin robot ini dapat dilengkapi dengan sistem navigasi atau Global Positioning System (GPS) sehingga nantinya dapat memetakan lingkungan. Selain itu Indar juga berharap bisa melengkapi robot dengan drone, agar bisa membantu tim search and rescue (SAR) saat terjadi bencana bahkan di tempat-tempat yang sulit diakses manusia. Disamping itu, Indar bercita-cita membuat robot yang dapat digerakkan dari otak manusia secara langsung. “Dari semua percobaan ini, sebenarnya yang ingin dipelajari adalah adanya kemungkinan robot dapat memiliki kreatifitas dan inisiatif seperti manusia,” terang Indar. (rut/dit)

Facebook Comments