SHARE

Sebagai institusi pendidikan yang terus berkembang, Universitas Kristen Petra (UK Petra) memiliki banyak Sumber Daya Manusia (SDM) baik dosen maupun pegawai di unit-unit pendukung. Dengan berbagai karakter dan kepribadian masing-masing orang yang berbeda-beda, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memimpin dengan adil dan bijaksana, tetapi tetap sejalan dengan kebenaran Firman Tuhan. UK Petra mengadakan lokakarya bagi para pejabat struktural UK Petra, baik di program studi maupun di unit-unit pendukung. Lokakarya bertajuk “Kepemimpinan yang Berpusat pada Injil” ini diadakan pada 26-27 April 2018 di Ruang Konferensi 4.

Lokakarya ini bertujuan untuk membekali para pemimpin di UK Petra dengan pemahaman yang benar dan dorongan untuk mengembangkan leadership style yang ingin diterapkan di UK Petra, sesuai dengan karakteristik UK Petra sebagai institusi Kristen. Sen Sendjaya, Ph.D., dipilih menjadi pembicara dalam lokakarya ini. Sen Sendjaya, Ph.D. merupakan seorang hamba Tuhan yang saat ini juga menduduki jabatan sebagai seorang Associate Professor di Monash University, Australia, khususnya dalam bidang kajian Servant Leadership. Bahkan mulai Juni 2018, beliau akan memangku jabatan baru sebagai Professor di bidang Servant Leadership di Swinburne University, Australia. “Pak Sen Sendjaya adalah narasumber yang amat istimewa di bidang ini, beliau dapat mengintegrasikan iman Kristen dengan kepakaran ilmiahnya di bidang servant leadership,” ungkap Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng.

Menurut Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng., secara umum kepemimpinan di UK Petra baik, ditandai dengan cukup banyaknya pemimpin yang rela bekerja keras dan memiliki hati yang rela melayani. “Bukan berarti sudah sempurna, ada banyak sisi yang masih harus dibenahi dan ditingkatkan, dan karenanya lokakarya ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk terus meningkatkan kualitas kepemimpinan di UK Petra,” sambung Rektor UK Petra ini.

Menurut Sen Sendjaya, Ph.D., terkadang seseorang, terutama seorang pemimpin memiliki motif yang salah saat melakukan sesuatu. Seringkali manusia memiliki sesuatu yang dianggap lebih penting dibanding Tuhan bagi hidupnya, inilah yang sekarang menjadi berhala modern bagi manusia. Berhala bagi setiap orang dapat berbeda dan dalam wujud apapun, misalnya uang, popularitas, pujian, dan lainnya. Motif dan berhala yang umumnya dimiliki setiap orang adalah kekuasaan, penerimaan, kenyamanan, dan kontrol. Dari empat berhala ini, umumnya manusia memiliki dua hal yang dominan dalam dirinya. Injil adalah berita sukacita tentang Kristus, dimana kita harus selalu tumbuh didalamnya. “Kita harus saling berkolaborasi meneladani Yesus, UK Petra ada untuk Kristus, sehingga apapun yang dilakukan nantinya adalah untuk Kristus,” ujar Sen Sendjaya, Ph.D.

Seorang pemimpin seharusnya mampu mendengarkan hal-hal yang tidak terucapkan diantara para pengikutnya. Pemimpin juga harus mengakui kelemahan diri sendiri, menjadi pendengar yang baik, dan tidak menghakimi orang lain dengan standar dirinya sendiri. Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng. berharap workshop ini dapat menjadi bekal bagi para pemimpin di UK Petra, untuk terus mengembangkan kepemimpinannya berdasarkan Injil Kristus. (rut/padi)

Facebook Comments