SHARE

Pemerintah telah mengesahkan Undang–Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang berisikan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara, termasuk para penyandang disabilitas yang mempunyai kedudukan hukum dan memiliki hak asasi manusia yang sama sebagai Warga Negara Indonesia yang merupakan amanat negara untuk melindungi, memberdayakan para disabilitas dengan Unit Layanan Disabilitas (ULD).

Sebagai fasilitas kampus yang dapat diakses oleh siapapun, perpustakaan Universitas Kristen Petra (UK Petra) telah membentuk Unit Layanan Pengguna Khusus bagi para penyandang disabilitas, lansia, wanita hamil beserta anak-anak sejak 12 April 2017. Tetapi hingga saat ini, Unit Layanan Pengguna Khusus ini belum banyak dikenal, sehingga perpustakaan bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT) menggelar rangkaian kegiatan untuk mensosialisasikan hal ini. Kegiatan pertama yaitu sosialisasi unit layanan perpustakaan berorientasi pada disabilitas, perempuan, dan lanjut usia pada 28 April 2018 di ruang teater perpustakaan lantai 5 UK Petra.

Sosialisasi ini diikuti oleh kurang lebih 20 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Siswa Budhi Surabaya, mahasiswa, dosen, serta staff perpustakaan UK Petra. Sosialisasi ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Gunawan Tanuwidjaja, M.Sc., IAI., dosen Program Studi Arsitektur UK Petra yang memperkenalkan kembali Unit Layanan Disabilitas Perpustakaan UK Petra, kemudian Dr. Arina Hayati, S.T., M.T., sebagai disabilitas dan dosen di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang membagikan pengalamannya sebagai seorang penyandang disabilitas saat duduk di bangku perkuliahan. Pembicara ketiga yaitu Tri Fatchu Yusrinawati,S.Pd., guru SLB Siswa Budhi yang memberikan pelatihan bahasa isyarat bagi para peserta.  “Perpustakaan UK Petra telah memiliki layanan ini sejak tahun 2017, mulai dari memberikan layanan peminjaman buku hingga akses layanan perpustakaan yang dibantu oleh pustakawan yang ada. Dengan adanya seminar dan kegiatan pelatihan bahasa isyarat ini diharapkan semakin banyak orang tahu bahwa perpustakaan UK Petra terbuka dan ramah bagi semua orang, termasuk disabilitas dan lansia”, ungkap Dian Dian Wulandari, S.I.I.P. selaku Kepala Perpustakaan UK Petra Surabaya.

Kegiatan kedua yaitu diskusi publik rancangan peraturan daerah unit layanan disabilitas bidang pendidikan inklusif, yang dilaksanakan pada 9 Mei 2018. Selain dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UK Petra dan perwakilan dari LPT, kegiatan ini juga dibuka oleh M. Taswin, S.E., M.M., selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan Surabaya telah memiliki lima pusat layanan disabilitas, 50 SD inklusi, 23 SMP inklusi dengan memetakan jenis layanan kebutuhan khusus untuk para siswa disabilitas, serta menyediakan fasilitas umum sesuai standar disabilitas. “Ibu walikota berharap kedepannya layanan disabilitas ini bisa bermanfaat dan dimanfaatkan tidak hanya bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), tetapi juga bagi semua warga Surabaya,” terang Taswin.

Pembicara utama dalam kegiatan ini adalah Dr. Ahsan Romadan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, yang membahas tentang pendidikan inklusif di Jawa Timur. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh Inge Christanti, S.S., M.Hum.Rights Prac., serta sebagai pembicara menghadirkan  Satria Unggul, S.H., M.H. dan Sugihermanto M.Pd. “Tugas pokok ULD adalah memfasilitasi, mendampingi, dan mengkoordinasikan pelaksanaan sistem dukungan layanan disabilitas. Sedangkan fungsi ULD mengacu pada UU No 8 Tahun 2016 yaitu meningkatkan kompetensi tenaga pendidikan, mendampingi sekolah dalam manajemen, layanan konsultasi, serta layanan data dan informasi,” ungkap Sugihermanto. (rut/dit)

Facebook Comments