SHARE

Menjadikan taman kota sebagai tempat yang ramah untuk semua merupakan harapan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pada hari Sabtu, tanggal 5 Mei 2018, lima dosen dari Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra (UK Petra) yang didukung oleh United Board of Christian Higher Education Asia (UBCHEA) menggelar seminar yang bertajuk Soundscape untuk Taman Kota Yang Lebih Baik.

Seminar ini merupakan seminar yang digelar untuk memaparkan temuan data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Prof. Christina Eviutami Mediastika, Ph.D., Gunawan Tanuwidjaja S.T,. M.Sc., Luciana Kristanti, S.T., M.T., Rully Damayanti,S.T., M.Art., Ph.D., dan Dr. Ronny Gunawan Sunaryo,. S.T., M.T. Penelitian yang dilakukan oleh kelima dosen tersebut merupakan penelitian yang difokuskan pada lingkup soundscape untuk memperbaiki taman kota agar dapat dinikmati bagi semua masyarakat termasuk diantaranya adalah masyarakat dengan disabilitas. Oleh karena itu, sebagai subjek penelitian, kelima dosen UK petra bekerja sama dengan rekan-rekan disabilitas netra dari Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB).

Pada seminar ini, Prof. Christina Eviutami yang merupakan ketua dari riset Soundscape untuk Taman Kota yang Lebih Baik menjelaskan gagasan awal dari penelitian ini. “Sebenarnya, ide awal dari penelitian ini muncul dari permasalahan yang sangat simple. Karena saya tinggal di daerah Dolog, setiap kali lewat Taman Pelangi yang berada di tengah jalan, saya selalu berpikir, bagaimana cara untuk ke taman tersebut. Selain itu, adanya suara-suara yang masih terdengar ketika saya akan tidur membuat saya berpikir, bagaimana dengan teman-teman disabilitas yang cenderung lebih sensitif pada indra pendengaran.”

Keterlibatan anak-anak dengan disabilitas netra dari YPAB sangat penting dalam penelitian ini. Sebelum melakukan uji lapangan, anak-anak netra YPAB melakukan uji pendengaran terlebih dahulu dan ditemukan hampir seluruh anak-anak yang dilakukan uji pendengaran memiliki pendengaran yang baik. Setelah itu, anak-anak tersebut diminta untuk mendengarkan suasana taman dan menjabarkan apa yang mereka rasakan dari suara-suara dari lokasi penelitian, yakni Taman Bungkul. Taman Bungkul dipilih sebagai lokasi penelitian karena taman ini sendiri merupakan taman yang ikonik dari Kota Surabaya. Tidak hanya sebagai subjek penelitian, pada seminar ini anak-anak dari YPAB juga turut berperan serta dalam memberikan  pentas musik angklung dan membawakan beberapa lagu seperti My Heart Will Go On.

Bukan hanya kelima dosen dari UK Petra yang turut serta dalam seminar ini. Beberapa pembicara juga dihadirkan dalam seminar ini yakni Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), Ir. Chalid Buchari, Dr. Sugeng Joko Sarwono dan Dr. Anugrah Sabdono Sudarsono dari Institut Teknologi Bandung (ITB), seorang dokter khusus pendengaran yaitu Laksa TNI (Purn) dr. Sulantari, Sp.THT-KL yang membahas gangguan pendengaran karena kebisingan serta melakukan kampanye anti kebisingan. “Pemerintah Kota sangat tertarik untuk bekerjasama dengan UK Petra untuk desain taman ramah disabilitas karena sejalan dengan visi Pemerintah tentang taman untuk semua. Acara seperti ini sangat membantu untuk masukan pada Pemerintah Kota”, urai Chalid. Kedepannya penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk menemukan solusi yang dapat meningkatkan kualitas taman-taman kota di Surabaya, agar menjadi taman kota yang dapat dinikmati untuk semua, termasuk masyarakat disabilitas. (vka/Aj)

Facebook Comments