SHARE

Perpustakaan Universitas Kristen Petra (UK Petra) kembali menggelar kegiatan Surabaya Memory 2018. Sejak tahun 2001, Surabaya Memory hadir dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Surabaya dengan bentuk pelestarian pusaka (heritage) Kota Surabaya. Kali ini, di HUT Surabaya yang ke-725 ini, Surabaya Memory mengangkat tema “Suroboyoku Beragam”. Tema ini dipilih secara khusus menanggapi fenomena meningkatnya kecenderungan tindakan intoleransi dan kewaspadaan akan disintegrasi bangsa karena kurangnya sikap menghargai keberagaman, yang sebenarnya merupakan unsur penting yang membentuk masyarakat Indonesia. “Surabaya dikenal sebagai kota yang beragam dan kaya akan budaya. Keberagaman ini tidak menjadikan Surabaya menjadi masyarakat yang terpecah-belah, tetapi justru masyarakat Surabaya dikenal dengan toleransinya yang tinggi,” ujar Dian Wulandari, S.I.I.P. selaku Kepala Perpustakaan UK Petra Surabaya.

Surabaya Memory 2018 dilaksanakan pada 2-6 Mei 2018 di Pakuwon Mall Surabaya. Rangkaian kegiatan Surabaya Memory mencangkup pameran, lomba, workshop, dan juga talkshow yang diikuti oleh masyarakat umum, mulai dari siswa Sekolah Dasar hingga dewasa. Selain memamerkan foto-foto koleksi perpustakaan UK Petra tentang Surabaya dari masa ke masa, dalam pameran ini turut dipamerkan karya-karya Handinoto, Ir., M.T., dosen Arsitektur UK Petra yang berkecimpung dalam arsitektur kolonial Belanda dan arsitektur pecinan. Selain itu, karya-karya Anton Gautama, MBA., seorang fotografer yang telah mendapatkan banyak penghargaan tingkat internasional juga turut meramaikan pameran ini. Pada hari pertama dilaksanakan lomba Alat Peraga Edukatif (APE) bagi guru Preschool, TK dan SD yang dilakukan secara berkelompok dengan tema Harmony in Diversity. Setelah itu, acara dilankjutkan dengan opening ceremony.

Pada 4 Mei 2018 diadakan lomba presentasi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan tema Membangun Harmoni dalam Keberagaman Berbangsa. Selama 10 menit, para peserta mempresentasikan pandangan hingga pengalaman tentang pentingnya harmoni dalam keberagaman. Kemudian acara dilanjutkan dengan kompetisi Public Speaking Harmoni in Diversity bagi siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Selanjutnya dilaksanakan workshop Jurnalistik dan Fotografi bagi masyarakat umum yang bekerja sama dengan Komunitas Love Suroboyo. Dalam kegiatan ini, para peserta dibekali ilmu jurnalistik untuk menulis berita dan teknik dasar fotografi.

Pada hari selanjutnya, digelar lomba menggambar dan mewarnai siswa kelas 4-5 Sekolah Dasar (SD) yang berkolaborasi dengan orang tuanya. Dilanjutkan dengan workshop merajut oleh Komunitas My Sister’s Fingers. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan kompetisi menyanyi lagu tradisional bagi siswa SD kelas 4-5. Selanjutnya ada workshop berkain yang oleh Perkumpulan Bangga Berkain Nusantara yang mengajarkan cara berkain panjang dan sarung yang simple, modern dan cepat.

Pada Hari terakhir dimeriahkan oleh siswa TK dan SD kelas 1-3 yang melakukan fashion show bertemakan refleksi dari kampung-kampung di Surabaya diantaranya Kampung Ampel, Kapasan, Tambak Bayan, Peneleh, hingga Magersari. Berikutnya digelar workshop layang-layang dari Komunitas Perlabaya. Kemudian acara dilanjutkan dengan Talkshow Penyelamatan Pusaka Surabaya dengan pembicara DR. Ing. Pratiwo, M. Arch., IAP, IAI., seorang peneliti, penulis buku, dan pemerhati cagar budaya, serta Anton Gautama, MBA. (rut/padi)

Facebook Comments