SHARE

Kita tidak akan pernah tahu kapan waku kita di dunia akan habis. Namun ketika waktu itu tiba, apakah kita sudah siap? Bagaimana jika kita masih memiliki kewajiban di dunia ini? “Going Home”, gelaran pementasan teater oleh Petra Little Theatre (PLT) Universitas Kristen Petra (UK Petra), menceritakan kisah seorang ibu yang masih memiliki kewajiban yang belum dia selesaikan saat dia merasa  Tuhan akan menjemputnya. Pementasan ini dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut mulai tanggal 6-9 Juni 2018 di Studio PLT Gedung B lantai 2 UK Petra, Surabaya.

Pementasan berdurasi 1 jam ini mengisahkan kehidupan sebuah keluarga yang terdiri dari ibu single-parent dan putrinya. Suryani, sang ibu, merupakan seorang Kristen yang taat. Bertolak belakang dengan ibunya, Renata, putrinya, merupakan seorang mahasiswa yang atheis. Suatu malam, Suryani bermimpi  diberitahu akan “kembali ke rumah Tuhan” dalam waktu tiga hari. Suryani merasa hidupnya sudah tak lama lagi. Keesokan harinya, Suryani berupaya keras melakukan kewajiban sekaligus impian terbesarnya sebelum “kembali ke rumah Tuhan” yaitu membawa Renata menjadi seorang Kristen.

Berbagai upaya dilakukan Suryani. Namun Renata bukannya makin sadar, tetapi  hubungan ibu dan anak itu makin menjauh. Renata melihat sang ibu tidak bisa mengaplikasikan cinta kasih Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah tidak menyayangi Renata dan ayahnya ketika laki-laki itu masih hidup. Meski mengalami berbabagai pertengkaran, Suryani tak patah semangat untuk merealisasikan impiannya.

Hingga suatu saat, Suryani mendapat ide ekstrem membawa Renata mengenal Tuhan . Ia merencanakan sebuah perampokan yang dilakukan oleh seorang anggota majelis gereja yang dulu membuat Suryani memeluk agama Kristen, dengan harapan, ketika terdesak, Renata akan meminta pertolongan Tuhan. Akan tetapi tanpa diduga, malah terjadi perampokan sesungguhnya. Suryani sempat terluka dan karena itulah akhirnya Renata berdoa meminta pertolongan Tuhan. Singkat cerita, mereka selamat dan Suryani sadar bahwa mimpinya bukanlah pertanda kematiannya. Mimpinya bisa diartikan  bahwa Suryani akan ke rumah Tuhan, yaitu gereja dalam waktu 3 hari. Hal itu disadarinya ketika berbicara dengan Renata yang bersedia pergi ke gereja bersama di hari Minggu.

Pementasan yang apik ini merupakan karya keenam dari program New Play Development milik PLT. . Dita Berlian, sang penulis naskah pementasan ini, merupakan mahasiswa Program English for Creative Industry (ECI) angkatan 2015 yang sedang melakukan student exchange di Momoyama Gakuin University, Osaka, Jepang. Naskah yang pada awalnya merupakan hasil karya Dita dalam mata kuliah Playwriting ini mengambil dari pengalaman pribadinya. Dita melihat bahwa banyak orang-orang Kristen yang terlihat religius saat berada di gereja, namun melakukan hal yang bertolak belakang ketika sedang tidak di gereja. “Pada dasarnya salah satu fungsi teater adalah mengangkat isu yang layak diperhatikan dan memaparkan realita yang ada. Kami ingin mengajak orang berpikir kritis tanpa mendikte apa yang seharusnya mereka dapatkan dari pementasan ini. Sebab selain interpretasi setiap orang yang pasti berbeda-beda, kami percaya penonton sudah cukup dewasa dalam berpikir dan melakukan refleksi diri,” ujar Stefanny Irawan, S.S., M.A. selaku Managing Director PLT. Pementasan ini menuai banyak umpan balik yang positif, salah satunya adalah “I can relate to Renata about how she sees Christianity. Although I’m not a Christian myself, I do have a prejudice about it. This story opens a new perspective for me. Thank you. Nice job!” (luk/Aj)

Facebook Comments