SHARE

Untuk menjawab tuntutan pengembangan keilmuan dari lulusan Prodi S1 Arsitektur , Program Studi Magister Arsitektur UK Petra berdiri pada tanggal 29 Agustus 2016 berdasarkan SK Kemristekdikti 287/KPT/I/2016. Program Studi yang disingkay M.Ars in memberikan wawasan keilmuan arsitektur pada jenjang magister dengan pendekatan arsitektur yang berkelanjutan (sustainable architecture) dan fokus pada arsitektur lahan urban, green technology, dan kearifan lokal.

Tingginya populasi manusia menyerap sangat banyak sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya. Di saat yang bersamaan dunia dihadapi dengan pemanasan global yang juga merusak ekologi dan membawa perubahan dalam penghidupan seluruh dunia. Para pegiat arsitektur berada di garis depan untuk membuat perubahan yang bisa menjadi solusi atas krisis ini melalui sustainable architecture. Sustainable architecture adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini dan meminimalisir dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan. Hal ini lah yang melatarbelakangi fokus kurikulum untuk menghasilkan lulusan yang peduli dan mampu mengimplementasikan ilmu arsitektur berkelanjutan.

Sebagai landasan untuk memahami sustainable architecture di dalam konteks yang aktual saat ini, diperlukan pemahaman atas arsitektur lahan urban. Lahan perkotaan/urban adalah lahan padat penduduk dengan keterbatasan lahan yang memiliki karakteristik dan problematika yang khas. Salah satu solusi atas permasalahan di lahan urban adalah high rise building (bangunan tinggi) yang adalah salah satu spesialisasi yang ditawarkan. Selain pembangunan gedung tinggi, pemakaian teknologi ramah lingkungan terkini untuk pembangunan adalah hal yang juga penting dalam merancang arsitektur berkelanjutan. Perkembangan teknologi yang berkaitan dengan bangunan memungkinkan kita lebih efisien dalam melakukan pembangunan, memakai lebih sedikit sumber daya dan energi, sehingga pembangunan dan pemakaian bangunan tersebut menjadi lebih ramah lingkungan (green).

Kearifan lokal adalah warisan budaya yang berharga khususnya di Indonesia yang memiliki beraneka keragaman budaya. Contoh dari warisan budaya dalam bentuk bangunan ini adalah arsitektur rumah tradisional Indonesia yang berprinsip sebagai tempat berlindung dan bernaung dari hujan dan panas matahari. Tantangan rumah Indonesia yang beriklim tropis berbeda dengan rumah di daerah Eropa yang juga berfungsi sebagai pelindung dari iklim salju dan memiliki perubahan suhu yang ekstrim. Nilai-nilai luhur dari kearifan lokal ini tetap bisa diimplementasikan dan tetap relevan pada arsitektur di abad 21 ini. Secara detail, mata kuliah yang ditawarkan MArs terkait dengan fokus tersebut diatas adalah: Pemeliharaan dan Manajerial Bangunan Tinggi; Material dan Konstruksi Berkelanjutan; Penanggulangan Kebakaran Bangunan Tinggi; Tipologi Morfologi Kota Jawa; Teknologi Fasad Bangunan Tinggi; Desain Lanskap pada Bangunan Tinggi; Arsitektur Surya; Konservasi Kota; Bangunan Tinggi Hemat Energi; Arsitektur dan Regionalisme; Cahaya Alami pada Arsitektur; Arsitektur Klimatik; dan Sejarah Rancang Urban.

Dosen pengajar di Magister Arsitektur adalah akademisi dan pakar di bidangnya. Tiga diantara para dosen ini sudah menyandang gelar Profesor, sedangkan tujuh lainnya sudah menyandang gelar Doktor. Sebagai penutup, Kepala Program Studi M.Ars, Rully Damayanti, S.T., M.Art., Ph.D., menyampaikan pesan, “Lulusan S1 saat ini sudah mampu untuk mendesain bangunan dari bangunan rendah ke tinggi, tetapi belum cukup bijak untuk menyikapi fenomena global krisis kualitas lingkungan, untuk itulah Magister Arsitektur UK Petra menawarkan hal ini melalui pendekatan arsitektur berkelanjutan, sehingga lulusan mampu menjadi arsitek yang menghasilkan karya arsitektur yang sungguh peduli terhadap lingkungan fisik, sosial dan budayanya”. (noel/padi)

Facebook Comments