SHARE

Universitas Kristen (UK) Petra menerima program hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yaitu Hibah Pengembangan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional bekerjasama dengan Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Udayana (Unud). Program hibah ini bertujuan untuk mengembangkan kantor kerjasama internasional berkualitas global. Hibah ini dilaksanakan dalam bentuk Surabali Summer Program 2018.

Pada 18 – 21 Juli 2018 UK Petra memfasilitasi kegiatan Surabali yang diikuti oleh 45 peserta mahasiswa asing dari 7 negara, yaitu: India, Filipina, Malaysia, Singapura, Cina, Taiwan, dan Korea Selatan dan 12 mahasiswa Indonesia dari ketiga perguruan tinggi kerjasama.

Selama 3 hari di UK Petra, para mahasiswa mengikuti kelas yang diampu oleh Fakultas Seni dan Desain (FSD) UK Petra dengan mengambil tajuk “Society Empowerment Through Sociopreneurship”.

Pada hari pertama, 18 Juli 2018, para peserta disambut dengan tarian tradisional Jawa Timur dan penyematan kalung yang menyimbolkan ucapan selamat datang. Agenda pertama para peserta adalah mengikuti kelas Desain Berkelanjutan, kelas pengenalan Business Model Canvass (BMC) serta interaksi sosial melalui kegiatan batik celup ikat.

Kelas Desain Berkelanjutan memaparkan tentang implementasi tanggungjawab sosial, ekologi dan lingkungan pada rancangan desain, diharapkan dengan pengenalan ini para peserta mendapatkan gambaran usaha-usaha dan ide-ide yang berkelanjutan. Pada kelas pengenalan BMC, para peserta melihat contoh model kanvas yang sudah jadi dan mendapatkan tutorial cara membuatnya. Sesi ini memberikan wawasan pada para peserta tentang yang akan dikerjakan di sepanjang program Surabali.

Setelah dua sesi dalam kelas, peserta berjalan kaki ke lingkungan Asem Growong untuk membuat 3 kerajinan dengan teknik batik ikat. Menurut Dekan FSD, Yusita Kusumarini, S.Sn., M.Sn., “Kegiatan ini mengajak peserta untuk peduli melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh ”. Ibu Iis, seorang warga setempat yang telah mengikuti program pemberdayaan ini mengatakan bahwa ia sudah mendapatkan penghasilan tambahan dari kerajinan yang didapatkannya.

Pada hari kedua, peserta mengikuti dua sesi studio BMC Visual Presentation. Sesi pertama melatih keahlian menggambar sketsa dengan tangan; sedangkan sesi kedua memperkaya kemampuan sketsa dengan bantuan komputer dan tata letak. Keahlian ini diperlukan untuk membuat presentasi kanvas BMC yang lebih baik dan komunikatif. Hari ketiga diisi dengan kunjungan ke Kaliandra Resort yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan untuk memberikan gambaran tentang model bisnis yang berkelanjutan di Indonesia.

Para peserta kemudian melanjutkan kegiatan selama seminggu di Bali. Mereka mengimplementasikan pengetahuan dan keahlian BMC yang mereka dapatkan untuk melayani masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi. Yusita membagikan harapannya tentang program ini, katanya “Kerjasama ini diharapkan dapat dilanjutkan tahun depan dengan pengembangan kegiatan yang lebih beragam, dengan topik pengembangan ekonomi masyarakat dan juga tanggung jawab terhadap lingkungan”. (noel/dit)

Facebook Comments