SHARE

Globalisasi adalah era keterbukaan yang menyebabkan akses interaksi pelaku industri dan bisnis melintasi berbagai batasan. Proses ini terus terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam atmosfir ini, kesempatan dan tantangan muncul secara bersamaan dihadapan pelaku industri. Kesempatan muncul dalam terbukanya pasar baru dan peluang kerjasama baru karena terbukanya akses antar negara. Tantangan hadir juga dalam hadirnya pelaku industri dari berbagai negara lain yang hendak ikut bermain di pasar yang sebelumnya tidak terbuka untuk mereka.

Contoh nyata yang terjadi di Indonesia adalah datangnya merk dagang besar sekaligus peritel perabot rumah tangga internasional dari Swedia. Brand internasional ini selain menjadi kompetitor bagi peritel dalam negeri juga memberikan kesempatan bisnis baru bagi produsen mebel untuk menjadi pemasok. Untuk mempertahankan pasar yang sudah ada dan memanfaatkan kesempatan besar ini industri mebel perlu mengkomunikasikan jaminan atas standar tinggi yang dimilikinya. Hal ini bisa didapatkan melalui sertifikasi standar yang diakui secara internasional. Untuk memberikan pemahaman atas standarisasi internasional ini, Program Studi (Prodi) Teknik Industri Universitas Kristen (UK) Petra bidang Process Development menyelenggarakan seminar dengan tajuk “Security Supply Chain Management, ISO 28000 Awareness and Documentation” pada tanggal 29-30 Agustus 2018 di ruang Konferensi 3 gedung Radius Prawiro lantai 10. Drs. Jani Rahardjo, Ph.D., dosen pengajar di Prodi Teknik Industri menyampaikan urgensi standarisasi ISO yang belum merata dimiliki industri, katanya “Di dunia yang serba berubah harus dihadapi dengan perubahan”.

Seminar yang dihadiri 18 pelaku industri ini menghadirkan Antonius Widiarso, ST., Freelance Auditor dari Sucofindo serta Konsultan Penerapan ISO 28000. Antonius membuka sesi pertama dengan memperkenalkan tentang ISO yaitu sertifikasi standarisasi internasional yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization. ISO ini sendiri bukanlah singkatan dari organisasi yang menerbitkannya, melainkan penyerapan kata ‘isos’ dari bahasa Yunani yang artinya adalah ‘sama’. Ada berbagai macam standarisasi ISO, fokus di seminar kali ini adalah ISO 28000: 2007 Spesifikasi untuk Sistem Manajemen Keamanan pada Rantai Pasokan. Menurut Antonius, batasan lingkup yang jelas dapat membantu memahami konsep yang ada dalam ISO. Pengertian dari Manajemen Keamanan di lingkup ini adalah kegiatan sistematis dan terkoordinasi dan praktek-praktek di mana organisasi mengelola risiko, potensi ancaman, serta dampak-dampaknya secara optimal. Dengan batasan itu, maka ISO 28000 sebagai standarisasi Manajemen Keamanan pada Rantai Pasok bisa diidentifikasi manfaatnya dan langkah-langkah implementasinya. Terkait dengan manajemen keamanan ini, Antonius menyampaikan mentalitas yang perlu dikembangkan, yaitu risk based thinking, katanya “Idealnya adalah organisasi, industri, atau jasa konsultan menyadari risk based thinking dan berpatokan pada itu dalam manajemen risiko”. Hasil dari sesi di hari pertama seminar ini adalah peserta memahami klausul-klausul yang ada di ISO 28000.

Di hari kedua, sesi seminar berkisar pada pelatihan pembuatan dokumen untuk ISO 28000. Hadir sebagai fasilitator di sesi ini dua dosen pengajar di Prodi Teknik Industri UK Petra, yaitu Jani serta Dr. Drs. I Nyoman Sutapa, M.Sc.Nat. Sesi hari kedua ini secara khusus memberikan pada para peserta pelatihan mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat terjadi di proses rantai pasok. Alat bantu yang dapat dipakai untuk meningkatkan kesadaran dalam identifikasi risiko dengan adalah peta manajemen risiko. (noel/padi)

 

Facebook Comments