SHARE

Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI) adalah asosiasi yang mewadahi Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta di seluruh Indonesia yang memiliki program studi Arsitektur untuk bersinergi dan memajukan kerjasama dan komunikasi antar institusi pendidikan tinggi arsitektur dalam upaya mewujudkan pengembangan ilmu Arsitektur.

Setiap tahun, para anggota APTARI melakukan rapat kerja rutin yang diadakan di lokasi bergantian tempat para anggota. Pada 15-16 Oktober 2018, Universitas Kristen Petra (UK Petra) terpilih menjadi tuan rumah pelaksanaan rapat kerja. “Kegiatan ini merupakan rapat kerja pertama kepengurusan yang baru, sehingga dalam pertemuan ini, banyak diskusi mengumpulkan gagasan untuk program kerja APTARI,” ujar Prof. Lilianny Sigit Arifin, Ir., M.Sc.,Ph.D., selaku Ketua Program Studi Arsitektur UK Petra.

Dari total 112 institusi yang menjadi anggota APTARI, sebanyak 193 orang dari 85 perguruan tinggi hadir dalam rapat kerja nasional ini. Pada rapat kerja ini mengundang para praktisi dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI): Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI sebagai keynote speaker mengenai Tren Pendidikan Arsitektur di Indonesia dan Ahmad Djuhara, IAI selaku Ketua IAI menyampaikan tentang perubahan undang-undang Arsitek 2017 mengenai profesi Arsitek kepada peserta.  Dalam rapat kerja ini juga digelar sesi paralel dengan empat materi bahasan yang berbeda. Peserta dapat memilih sesi yang akan diikuti dengan pembicara yang berbeda. I.G. Ngurah Antaryama, Ph.D. dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) membahas Kurikulum Pendidikan Arsitektur, Aswin Indraprastha, Ph.D. dari Institut Teknologi Bandung (ITB) membahas tentang Pengembangan Keilmuan Arsitektur, Prof. Paramita Atmodiwirjo, Ph.D. dari Universitas Indonesia (UI) membahas tentang Akreditasi Pendidikan Arsitektur dan Dr.Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng. dari Universitas Gajah Mada (UGM) membahas tentang Pendidikan Keprofesian.

Dari hasil rapat kerja, ada beberapa kesepakatan yang dibuat, salah satunya adalah mengadakan workshop pragmatis bagi para anggota. Salah satu tujuan workshop pragmatis ini adalah.untuk memecahkan permasalahan sosial di masyarakat.

Salah satu fungsi APTARI yaitu mewakili anggotanya dalam menyampaikan aspirasi dan kepentingannya kepada pemerintah dan atau institusi yang terkait, karena  walaupun sama-sama program studi Arsitektur, tetapi masalah yang dihadapi bisa berbeda-beda. Dalam wadah ini, setiap anggota dapat membagikan dan berdiskusi mengenai masalah-masalah tersebut. Sebagai Salah satu wujud solidaritas dalam wadah ini berupa pengumpulan dana sebesar Rp. 15.000.000 untuk Universitas Tadulako Palu yang mengalami musibah tsunami menimpa Palu, ungkap Prof. Lilianny. (rut/dit)

Facebook Comments