SHARE

Salah satu modal bangsa yang penting adalah anak-anak. Memberikan kesempatan untuk mereka belajar dengan riang gembira perlu diupayakan. Program English for Creative Industry (ECI) Universitas Kristen (UK) Petra bekerjasama dengan komunitas Indonesian Clown Alley yang digawangi oleh dua alumnus UK Petra menyelenggarakan ‘Clown and Big Giant Balloon Show Charity Night’ pada hari Kamis, tanggal 24 Januari 2019 di Ruang Auditorium Gedung EH UK Petra.

“Dengan adanya acara ini kami harapkan anak-anak dapat melihat hal lain yang tidak kalah seru dengan dunia yang ditawarkan gadget. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan hiburan yang mendidik. Semua anak berhak untuk belajar dengan gembira. Selain itu, kegiatan ini juga pengabdian kita terhadap masyarakat sekitar khususnya dan Surabaya pada umumnya.”, sahut Meilinda, S.S, M.A., sebagai Kepala Bidang Program English for Creative Industry UK Petra serta penanggung jawab kegiatan.

Acara malam amal ini dihadiri sekitar 400 anak-anak. Hasil penjualan tiket ini kemudian dipakai untuk mengundang anak-anak dari tujuh komunitas anak berkebutuhan khusus (ABK). Diantaranya adalah Komunitas Cerebral Palsy, SDLB Karya Mulia, panti asuhan, dan beberapa kelompok belajar marginal. Harapannya adalah dengan menjangkau anak berkebutuhan khusus (ABK) yang jarang terpapar hiburan dalam bentuk acara pertunjukan live badut ini dapat membuat mereka bahagia.

Sebagai pembuka acara, Ricky Abraham yang dikenal dengan nama badut Brother Bee mengajak hadirin untuk menyanyikan bersama-sama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Uniknya, alumni Fakultas Sastra UK Petra dengan didampingi putranya mengajak seluruh hadirin untuk menyanyi sekaligus menggunakan bahasa isyarat. Momen ini menyampaikan ajakan untuk meningkatkan kepedulian atas ABK, serta menumbuhkan rasa patriotisme.

Para badut penampil selanjutnya adalah badut-badut internasional yang tergabung dalam World Clown Association (WCA) region Asia. Mereka adalah Yogi Adianta Simon, dengan nama panggung Jejo Clown dari Surabaya; Sam Tee, dengan nama tokoh Uncle Button, Edmund Khong yang dikenal sebagai Captain Dazzle, dan Deaw yang dikenal sebagai Zipper Clown. Sebenarnya mereka sedang mengadakan kegiatan tahunan dimana badut internasional dari WCA Asia melatih para badut-badut Indonesia untuk bisa mengembangkan kreativitas dan kemampuan panggung sehingga bisa turut berkiprah di lingkup internasional. Acara malam amal ini adalah acara pemuncak kegiatan mereka. Selain badut yang tampil diatas panggung, ada sekitar 30 badut yang menemani para peserta di dalam ruangan.

Jejo Clown atau Yogi yang juga seorang alumnus Program Studi Teknik Sipil UK Petra ini menganggap pelayanan yang dilakukannya sebagai badut adalah suatu pengabdian pa

da masyarakat. Dalam wawancara, Yogi menceritakan bahwa badut tak hanya belajar teknik menghibur atau bahkan sulap saja tetapi juga mengatur bercerita yang baik. Dalam penampilannya, Jejo menyampaikan pesan penuh pengharapan bagi anak-anak. Katanya, “Harapannya, di masa mendatang akan ada generasi bhinneka yang unggul”.(noel/Aj)

Facebook Comments