SHARE

Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Kristen Petra (UK Petra) bekerja sama dengan Pakuwon Trade Center (PTC) menyelenggarakan rangkaian acara untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Kegiatan ini dilaksanakan pada 1-3 Februari 2019 di PTC. Kegiatan terbuka untuk umum ini terdiri dari berbagai kegiatan menarik seperti lomba-lomba, workshop, dan talkshow. “Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi keceriaan menyambut tahun baru imlek kepada masyarakat Surabaya, karena juga diadakan di mall, sehingga semua orang dapat turut memeriahkan perayaan imlek,” ujar Elisa Christiana, B.A., M.A., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Bahasa Mandarin UK Petra.

Pada hari pertama, dilaksanakan workshop pedagodi guru mandarin fun learning, disusul workshop permainan catur tradisional Tiongkok atau weiqi dan workshop membuat lampion. Sore harinya, acara dilanjutkan dengan fashion show anak, serta talkshow tentang Pentingnya Bahasa mandarin di Revolusi Industri 4.0 dengan pembicara Vony Eka Ardianti, S.S. Sebagai alumni Program Studi Bahasa Mandarin (dahulu Program Studi Sastra Tionghoa) UK Petra, yang telah menjadi seorang pengajar Bahasa Mandarin, Vony mengungkapkan bahwa Revolusi Industry 4.0 berdampak pada berbagai macam hal, tidak terkecuali pendidikan. Untuk mempersiapkan generasi muda, terutama mahasiswa agar mampu menghadapi Revolusi Industry 4.0, universitas harus mempersiapkan beberapa hal, seperti fasilitas magang, penerapan bahasa asing, joint degree, serta kerja sama dengan industri. Bahasa mandarin menjadi bahasa yang penting untuk dipelajari karena saat ini industri China tengah berkembang pesat, barang-barang buatan negeri tirai bambu mulai mendominasi pasar dunia, tidak terkecuali Indonesia. “Memiliki keahlian bahasa bukanlah hal yang sia-sia, pasti akan bermanfaat. Yang paling penting dalam belajar bahasa asing adalah menumbuhkan kemauan atau minat untuk belajar, jika memang mau belajar maka akan lebih cepat menguasainya,” ungkap alumni angkatan 2008 ini.

Lomba-lomba pada hari kedua meliputi lomba gerak dan lagu, serta lomba mewarnai bagi anak-anak. Disusul dengan talkshow dari Elisa Christiana, B.A., M.A., M.Pd. yang berbicara mengenai Imlek Tionghoa di Surabaya. Karena perayaan imlek sempat berhenti sekian lama, sehingga perayaan imlek di Indonesia bisa dibilang cukup simple, hal ini yang membuat nuansa imlek di sini tidak sekental di luar negeri. Banyak tradisi dan budaya yang harus diperhatikan dalam merayakan tahun baru imlek, misalnya ada beberapa makanan yang harus disediakan pada malam tahun baru seperti tahu, ikan, ayam, dan buah-buahan. Para pengunjung juga bisa mendapatkan kaligrafi dari salah satu dosen yaitu Qiu Si Qian, B.A.

Di hari ketiga, dilaksanakan lomba cerdas cermat tentang pengetahuan umum dan budaya Tionghoa bagi siswa SMA. Lomba ini diikuti sebanyak 15 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang. (rut/Aj)

Facebook Comments