SHARE

Kesiapan mengantisipasi perkembangan zaman adalah krusial bagi eksistensi semua orang. Teknologi, khususnya di bidang informasi merupakan penggerak perubahan terkuat saat ini. Kemajuan terakhir dalam bidang ini adalah digitalisasi berbagai aspek kehidupan manusia. Digitalisasi ini mengantarkan industri dan bisnis pada era baru yang disebut era disrupsi yang selain menjanjikan berbagai kemudahan dan kesempatan, di lain sisi membawa juga tantangan dan tuntutan baru.

Continuing Education Centre (CEC) Universitas Kristen (UK) Petra telah hadir selama 28 tahun untuk memberikan layanan pendidikan yang  relevan dengan kebutuhan. Pada tanggal 16 Maret 2019, CEC UK Petra menggelar rangkaian seminar “Welcoming the Digital Age” dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-28. “Kami ingin mempersembahkan rangkaian acara yang dapat memberikan pandangan terhadap era digital ini, termasuk kiat-kiat praktis untuk dapat bertahan bahkan menjadi lebih maju di masa yang akan datang. Welcoming digital age berarti kita yang harus ready, karena eranya sudah dimulai”, kata Regina Jokom, S.E., M.Sc., selaku Kepala CEC UK Petra Surabaya

Rangkaian acara dibuka dengan Talkshow “Digitization of Human Resources: Death or Opportunity”, menghadirkan pembicara Prof. Ir. Rolly Intan, M.A.Sc., Dr.Eng., seorang Guru Besar dari UK Petra dan dosen pengajar di Program Studi Informatika UK Petra. Rolly menggambarkan perkembangan teknologi saat ini yang dikenal dengan Industry 4.0. Negara maju pada saat ini sudah mulai melihat di balik Industry 4.0, sebagai contoh Rolly memaparkan bahwa Jepang saat ini merancang konsep Society (Masyarakat) 5.0. yang ditandai dengan peran Artificial Intelligence (AI/Kecerdasan Buatan) yang membantu kehidupan manusia membentuk suatu super smart society. Super smart society ini dimungkinkan terjadi karena peralatan yang terhubung dengan Internet (Internet of Things/IoT) menghasilkan kelimpahan data yang kemudian menjadi satu Big Data yang kemudian dipakai oleh suatu AI pusat yang mengatur segala aspek kehidupan manusia.

Setelah pemaparan kemajuan teknologi yang sedang dialami dan akan terjadi, Rolly memaparkan bagaimana situasi bisnis dan industri dalam era disrupsi. Era disrupsi dimaksudkan dengan suatu masa di mana kemajuan teknologi membawa inovasi yang begitu berpengaruh sehingga perubahan yang dibawanya begitu signifikan dan mengubah kehidupan manusia. Menurut Rolly, kita bisa melihat era ini dengan suatu optimisme, “Mengenai inovasi disruptif ini, kalau kita bisa mengikuti perubahan, maka hasil dari disrupsi ini akan jadi sesuatu yang produktif”, katanya. Memaparkan lebih jauh pendapatnya, Rolly mengatakan bahwa digitasi adalah kesempatan bagi kita, dan akan ada lebih banyak pekerjaan baru yang muncul daripada pekerjaan yang berkurang karena digitasi. Kunci untuk mengambil kesempatan dalam era ini adalah membekali diri dengan meta-knowledge, pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Menurut Rolly, keunggulan manusia dari AI atau robot adalah manusia bisa memperoleh meta-knowledge, sedangkan AI tidak bisa.

Seusai talkshow pembuka acara, para peserta kegiatan diajak mengikuti empat seminar bersamaan di ruangan yang terpisah. Keempat seminar tersebut mengangkat topik yang berkaitan dengan mengambil keunggulan dari era disrupsi. Adapun, keempat seminar tersebut adalah: Seminar Getting Ready for the Digital Age of Accounting, yang dibawakan oleh Josua Tarigan, Ph.D., CMA, CSRA, CBV; Creating Content Marketing in Digital Platform, dengan narasumber Ritzky Karina M. R. Brahmana, S.E., M.A.; The Future of Artificial Intelligence, dengan narasumber Felix Pasila, S.T., M.Sc., Ph.D.; serta E-Commerce Taxation Guidelines, oleh Syafrian Yunus, SE., MA., Ak. (noel/Aj)

Facebook Comments