SHARE

Pemahaman sejarah bangsa sangat berperan dalam membentuk identitas diri bangsa. Peran dan kontribusi setiap warga negara sangat penting karena akan mewarnai dan membentuk arah pembangunan suatu negara.  Sebagai salah satu upaya untuk memberikan pemahaman sejarah yang akurat, Perpustakaan Universitas Kristen Petra (UK Petra) menggelar acara bincang buku “Jejak Tionghoa Peranakan Indonesia” pada 22 Maret 2019. Buku yang diangkat berjudul “Pejambon 1945: Konsensus Agung para Pendiri Bangsa” karya Osa Kurniawan Ilham, hadir sebagai penanggap Yordan Batara-Goa, dosen pengajar di Departemen Matakuliah Umum UK Petra.

Osa mengatakan “Setelah 70 tahun Indonesia merdeka, ada fragmen-fragmen yang tidak diperhatikan dan saya tertarik menulis yang tidak ditulis oleh sejarawan”. Salah satu fragmen yang disoroti adalah kontribusi warga keturunan Tionghoa. Buku yang ditulis tahun 2013 bersama Daradjadi Gondodiprojo, dan diterbitkan tahun 2018 ini memuat catatan percakapan para pendiri bangsa yang tersimpan dalam arsip nasional. Arsip ini sangat lengkap dan tertulis dalam tata bahasa ilmu hukum yang cermat.

Untuk memahami babak sejarah yang dimaksud Osa, ia memaparkan peran etnis Tionghoa Indonesia dalam sejarah yang telah mengalami pembedaan sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang. Pemerintah Hindia-Belanda menggolongkan warga keturunan Tionghoa sebagai golongan ‘Timur Asing’ yang kedudukannya berbeda dengan warga  Indonesia. Pembedaan ini dilanjutkan oleh Jepang saat pendudukan di Indonesia.

Peran tokoh-tokoh Tionghoa Indonesia dalam kedua jaman ini memiliki peranan penting yang tidak disebutkan lagi di era setelah Indonesia merdeka. Salah satu peran penting itu tercatat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) seperti Liem Koen Hian, Oey Tiang Tjoei, Oei Tjong Hauw, serta MR. Tan Eng Hoa, serta peran sebagai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang berkumpul pada Agustus 1945 di jalan Pejambon, Jakarta, sekarang gedung Pancasila dan sebagai penyusun dasar negara ini.

Yordan Batara Goa, selaku penanggap, mengapresiasi buku Osa yang memaparkan peran etnis Tionghoa Tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia, Ia menyitir pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945, katanya “Bung Karno merekonstruksi arti sebagai Bangsa Indonesia yaitu setiap orang dari berbagai latar etnis yang mengaku sebagai Bangsa Indonesia dan berjuang demi tegaknya Indonesia”. (noel/dit)

Facebook Comments