SHARE

Perayaan HUT ke-55 majalah Genta oleh Pers Mahasiswa (Persma) dimeriahkan dengan acara talkshow ‘ASPIRASI’, hari Rabu, 20 Maret 2019 di Auditorium Kampus Pusat UK Petra. Aspirasi, tajuk dari acara ini merupakan singkatan dari “Ajakan ‘tuk bersuara, berpikir, dan beraksi”. Sejurus dengan tema, Alvin Ramasurya Wony’s, selaku ketua kegiatan Aspirasi, menyampaikan pesan yang diharapkan tersampaikan melalui kegiatan ini, katanya “Saya berharap bahwa kegiatan ini dapat mengubah pola pikir pesertanya. Mereka tidak lagi menganggap bahwa politik jauh dari mereka, tapi mulai menyadari kalau mereka juga dekat dengan politik”.

Narasumber dalam talkshow yang dihadiri sekitar 400 orang hadirin menghadirkan Martin Anugrah, pendiri dari saluran youtube Cameo Project; serta Pangeran Siahaan, pendiri institusi media asumsi.co. Kedua narasumber ini bergerak di bidang yang relevan dengan kegiatan Persma, yaitu media dan jurnalistik. Martin dan Pangeran berbincang-bincang selama satu jam mengenai bagaimana situasi dan kondisi media saat ini dalam atmosfir tahun pemilu.

Martin menyampaikan bahwa simpang siur berita yang ada saat ini masih dalam batas kewajaran. Mengenai pembatasan media oleh pemerintah, ia mengatakan “media tidak mengalami censorship (penyensoran oleh pemerintah). Saat ini media cukup bebas”. Pangeran menimpalinya dengan pendapat yang searah. Ia mengatakan, “Indonesia mempunyai demokrasi yang terbaik di Asia Tenggara. Kita bisa membandingkan saat ini dengan jaman dulu di Indonesia. Dulu majalah Tempo dan Koran Detik diberedel. Sekarang kita tidak menemukan lagi berita seperti itu. Di Singapura, koran tidak diperbolehkan menulis tentang pemerintah. Censorship, di Singapura lebih parah dari Indonesia”.

Mengenai pemilu yang diadakan pada tanggal 17 April 2019, kedua narasumber menyampaikan hal yang juga senada, yaitu pemilu kali ini unik dan sangat tinggi tingkat kepentingannya. Menurut Martin, para pemilih pemula, perlu memahami bahwa suara yang mereka miliki sangat penting dan mempengaruhi masa depan Indonesia. Pangeran menyampaikan hal yang senada dengan memberikan perbandingan beberapa negara lain, katanya “Di India, penghitungan suara pemilu dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan. Sedangkan Amerika, pemilu langsung dan hasilnya bisa didapatkan dalam waktu satu hari, akan tetapi mereka memakai sistem electoral college, di mana pemilih hanya memilih dua partai besar di masing-masing negara bagian, lalu perwakilan mereka melakukan pemilihan presiden”. (noel/Aj)

Facebook Comments