SHARE

Di era industri 4.0 ini, kemajuan teknologi informasi juga merambah sektor konstruksi. Sejalan dengan hal tersebut, Seminar Internasional Teknik Sipil 2019 digelar pada tanggal 17 Mei 2019 dengan tema “The Rise of Construction 4.0”. “Industri konstruksi di Indonesia ini mau tidak mau harus siap untuk menghadapi perubahan. Dengan adanya teknologi baru, kita harus menyiapkan mahasiswa kita untuk menghadapi tantangan tersebut. Seminar ini memberikan wawasan tentang perubahan-perubahan tersebut, terutama di bidang information technology”, ujar Doddy Prayogo, Ph.D., Kepala Program Studi Magister Teknik Sipil dan Dokter Teknik Sipil UK Petra.

Dr. Yani Rahmawati, dosen pengajar di Civil and Environmental Engineering Department Universiti Teknologi Petronas, Malaysia berperan sebagai narasumber dalam seminar ini.

Dalam sesi pertama, Yani, pakar di bidang Sustainable Construction, Project Development, dan Collaborative Decision Making, memberikan paparan tentang “Building Information Modelling in Construction”. Paparan diawali dengan ilustrasi kerumitan yang ditemui pelaku konstruksi dalam membangun sebuah bangunan yang melibatkan hampir 50 ahli. Untuk memastikan kesemuanya memiliki pandangan dan gambaran yang sama, BIM berperan untuk memberikan penggambaran proyek pembangunan dengan baik serta segala informasi yang relevan bagi semua bidang keahlian yang terlibat. Ada beberapa tingkatan informasi yang diberikan oleh BIM, mulai dari 3 dimensi (3D) sampai 7 dimensi (7D). 3D berarti tersedia gambaran tiga dimensi bangunan yang dibuat, 4D berarti gambar 3D ditambahkan informasi waktu, 5D berarti gambar 3D dengan informasi biaya, 6D berarti gambar disertai dengan informasi sustainability (keberlanjutan) bangunan tersebut, dan 7D berarti gambaran dengan informasi penggunaan bangunan tersebut dalam masa hidupnya.

Memasuki sesi kedua seminar, setelah Yani memaparkan lanjutan dari materi di sesi seminar pertama, tiba giliran narasumber kedua, Christiono Utomo, Ph.D., seorang akademisi di bidang teknik sipil serta CEO Konsultan Konstruksi CREOutomo, untuk menyampaikan materi berjudul “A Multi-agent System on Automated Negotiation for Value-based Design Decision”. Christiono memulai dengan sebuah ilustrasi permasalahan yang dialami industri konstruksi, yang sejurus dengan yang disampaikan Yani. Dalam kolaborasi yang rumit dengan banyak sekali kepentingan yang ada, maka proses negosiasi memakan waktu yang banyak. Christiono mengatakan, “Dengan adanya otomasi negosiasi, maka proses kolaborasi akan menjadi lebih efisien”.(noel/padi)

Facebook Comments