SHARE

Program Profesi Insinyur (PPI) Universitas Kristen Petra (UK Petra) boleh berbangga. Pada wisuda ke-76, Yoseph Ivan Hartono meraih IPK sempurna, yaitu 4,00. Sedang bekerja sebagai structural engineer, Yoseph harus membagi waktu dan menetapkan prioritas selama berkegiatan. Setelah bekerja dari pagi hingga malam, anggota Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) ini selalu konsisten menyediakan waktu untuk belajar atau membaca dan mengerjakan tugas perkuliahan sebelum tidur. “Tidak ada proses yang mengkhianati hasil.”, begitulah yang dipercayainya.

Skripsi yang dikerjakannya berjudul “Kesiapan Pelaku Konstruksi Menghadapi Perkembangan Teknologi Desain (BIM) dan Pembaharuan Peraturan (SNI)”. Menurutnya, dunia konstruksi di Indonesia masih belum efektif karena masyarakatnya yang malas mengikuti perkembangan jaman dan malas belajar sesuatu yang baru. Karena itulah wisudawan asal Surakarta ini mempelajari software Building Information Modelling (BIM) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam dunia konstruksi. Penelitiannya mengungkapkan teknologi BIM sangat menolong segala aktivitas konstruksi, namun memerlukan kemampuan yang tinggi, modal besar, dan perangkat yang memadai untuk mengoperasikannya. SNI yang selalu diperbaharui seharusnya juga dipatuhi para pelaku konstruksi agar mampu menghasilkan bangunan yang aman.

Yoseph adalah orang yang ingin berguna bagi orang lain dan ingin orang bahagia dengan kehadirannya. Ia bercita-cita menjadi figur yang diakui dalam dunia konstruksi dan suatu saat ingin membangun kota sendiri untuk membantu masyarakat Indonesia. “Saya seorang yang pekerja keras dan ambisius sehingga dalam melakukan sesuatu saya tidak akan berhenti dan menyerah sebelum mencapai suatu hasil yang diinginkan.”, ujar pemilik hobi sport dan travelling.(stf/Aj)

Facebook Comments