SHARE

Siapa ‘sih yang tidak familiar dengan hidangan yang belakangan tahun ini nge-hits — ayam crispy yang disajikan bersama sambal bawang? Benar sekali, ayam geprek! Hidangan ini sudah menjamur di mana-mana, termasuk di kota Surabaya.  

Kakkk, Ayam Geprek!!!” dibuka tahun 2014 di salah satu warung lesehan area Menur. Kini, “Kakkk, Ayam Geprek!!!” sudah melebarkan sayap hingga ke 11 kota di Indonesia, bahkan beberapa kota memiliki lebih dari satu gerai. Bersama inovasi yang terus dikreasikan untuk mengimbangi kemajuan industri food and beverage (FnB), alumnus Program Manajemen Perhotelan UK Petra angkatan 2009 Ferry Setiawan, S.E., sangat siap bersaing dengan banyaknya gerai ayam geprek lainnya.

Kerja di percetakan, tak ada ruang buat perubahan

Lulus dari UK Petra tahun 2013, sebelum “Kakkk, Ayam Geprek!!!” berdiri, Ferry sang kreator sempat ikut bisnis keluarga di Solo. Sayangnya, bisnis bergerak di bidang percetakan ini tidak sesuai dengan ilmu yang ditekuni Ferry. Maka dari itu ia memantapkan hatinya untuk kembali merantau ke Surabaya dan membuka usaha sendiri. 

ATM: Amati, Tiru, Modifikasi. Gebrakan apa yang bisa dibuat?

Ferry dan salah satu kawan sesama alumnus Program Manajemen Perhotelan UK Petra, Randy Chrispian, memutar otak mencari peluang usaha di Surabaya. Idenya membuka gerai ayam geprek berasal dari salah satu warung makan di Yogyakarta. Dua sobat ini melihat ayam geprek sebagai peluang usaha yang besar, karena rasanya yang identik dengan pedas dan asin yang cocok di lidah warga Surabaya. Dari 2014 hingga 2019 ini, “Kakkk, Ayam Geprek!!!” tidak pernah berhenti mengeluarkan inovasi-inovasi baru. Bahkan, bila ditelusuri lebih dalam, pengambilan nama “Kakkk, Ayam Geprek!!!” juga punya filosofinya sendiri. “‘Kak’ adalah nama panggilan yang universal yang fun, hangat, dan bersahabat ke customer,” jelas Ferry tentang keinginannya membangun koneksi dengan para pelanggannya lewat nama gerainya yang unik. 

“Kita ini manusia punya akal  budi, punya pikiran, punya perasaan. Kamu mau disamakan dengan robot? Kalau tidak mau, jangan bekerja seperti robot!”

Menggeluti dunia FnB tidak hanya butuh hard skill, tapi juga soft skill. Tidak hanya cerdas secara teori, namun juga secara karakter. “Sorry to say, sebagus-bagusnya kamu, punya skill apapun kamu, tapi kamu tidak punya karakter. Kamu tidak akan dipakai,” terang pria 28 tahun ini blak-blakan. “Apa yang saya pakai sebagai seorang entrepreneur saat ini, saya dapatkan di UK Petra,” tambahnya jujur. Leadership, teamwork, discipline, semuanya ia peroleh ketika berkuliah di Manajemen Perhotelan UK Petra. Baca kiprah Ferry di dunia FnB dan kisahnya di UK Petra lebih lengkap di oia.petra.ac.id .** (den/Aj) 

Facebook Comments