SHARE

Tiga mahasiswa Universitas Kristen Petra (UK Petra) berhasil meraih Juara III lomba  podcast dalam Widya Mandala Competition (WIMACOM) yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Mereka adalah Bryan Elmer Cahyadi (Informatika), Gerarldine Audrey Suwondo (Hotel Management), dan Catherine (English for Business). Lomba yang dilaksanakan pada 14 Februari 2022 – 12 Maret 2022 ini mengangkat tema “ANGELIC: Action Plan for Gender Equality and Social Inclusion”. 

Peserta diminta mengumpulkan video podcast sesuai dengan tema lomba podcast  yaitu “Gender Portrait in Media”. Dalam podcast ini, ketiganya mengangkat mengenai stigma gender di masyarakat dan menjabarkan korelasi antara berbagai contoh peristiwa di kehidupan sehari-hari yang ternyata merupakan sebuah hal yang erat dengan stigma gender. Empat kelompok terbaik dipilih untuk bersaing di babak final. Pada babak final, peserta kembali mengumpulkan video podcast dan mempresentasikan secara singkat tentang video podcast karyanya. Pada babak final, ketiganya banyak membahas mengenai tindakan terhadap stigma gender, pengaruh baik dan buruk mengenai stigma gender, dan pesan untuk mengembangkan potensi tanpa terbatas oleh stigma.

“Pesan yang ingin kamu sampaikan kepada masyarakat melalui karya kami adalah jangan biarkan stereotype dan stigma gender menjadi halangan ketika seseorang maupun diri sendiri ingin berkarya. Mari kita saling mendukung dan melengkapi satu sama lain dalam perbedaan!,” ungkap Bryan Elmer Cahyadi.

Dalam mempersiapkan lomba ini, mereka mengaku tidak menemui kesulitan yang berarti, karena tema yang diangkat menarik dan cukup sering diperbincangkan. Salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah membagi waktu dalam mempersiapkan lomba dan kesibukan perkuliahan serta tugas organisasi. Tiga kepala departemen dalam BEM Petra ini rela mengorbankan hari libur dan waktu istirahat untuk mempersiapkan karya dalam mengikuti lomba ini. Namun semua jerih lelah mereka terbayarkan karena berhasil meraih Juara III, dan mendapatkan sertifikat dan uang tunai sebesar Rp 1.250.000. 

Ketiganya mengaku mendapatkan banyak pengetahuan mengenai stigma gender dan kesetaraan gender serta realita yang terjadi di masyarakat. Hal itu membuat mereka peduli dan ingin mematahkan stigma tersebut dan menegakan kesetaraan gender dan mewujudkan dunia menjadi tempat yang jauh lebih baik lagi di masa depan. “Kami berharap bahwa setiap kita dapat menjadi agen perubahan dalam “break the stigma” pada stigma gender di masyarakat. Serta harapan kami adalah setiap pribadi dapat mengembangkan potensi yang telah Tuhan taruh di dalam diri guna mengisi tujuan hidup yang sudah Tuhan kasih di masing – masing pribadi kita. Gender jangan jadi penghalang dalam kita bertindak dan mengembangkan potensi, tetapi tetap perlu memperhatikan koridor nilai kristiani dalam mematahkan stigma gender,” imbuh Bryan. (rut/Aj)

Facebook Comments