SHARE

Seiring perkembangan zaman, teknologi akan selalu berkembang di semua bidang kehidupan manusia. Industri bangunan tidak terlepas dari teknologi yang cepat berkembang yang memudahkan pekerjaan dalam industri ini. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk selalu up to date dengan teknologi, khususnya bagi mahasiswa yang akan terjun ke industri yang berkembang dengan cepat ini. Dalam perkuliahan, mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan yang relevan dengan teknologi terkini akan tetapi di luar pengetahuan tersebut mahasiswa membutuhkan juga pengalaman berpraktek, berorganisasi, dan juga pengenalan pada industri.

Untuk mengenalkan mahasiswa pada industri, dan juga membaharui pengenalan atas perkembangan teknologi di bidang teknik sipil, Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UK Petra (Himasitra) menyelenggarakan Petra Construction Expo (PCE) sejak bulan Maret 2017 sampai dengan acara puncak kegiatan PCE Market yang diaksanakan di Galaxy Mall Surabaya pada tanggal 20-23 April 2017. Dalam rangkaian PCE 2017 terdapat 4 kegiatan utama, yaitu: Seminar nasional dengan tema Sustainable and Green Construction, Bridge Competition, Lomba Kuat Tekan Beton dan Earthquake Resistant Design Competition. Keempat kegiatan ini pada tahun-tahun sebelumnya selalu dilaksanakan terpisah, pada tahun 2017 ini, keempat kegiatan ini diadakan dalam satu payung PCE.

Bridge Competition 2017 mengangkat tema “Raise the Bar, Reach the Highest”. Lomba dengan lingkup nasional ini diikuti oleh 410 orang peserta di kategori SMA, dan 359 orang peserta di kategori Universitas. Dalam lomba ini para peserta diberi tugas membuat maket jembatan dari bahan kayu balsa dengan ketentuan tinggi maksimal 15 cm, lebar maksimal 8 cm, dan panjang maksimal 40 cm. Jembatan ini akan disimulasikan untuk menyambungkan jurang selebar 30 cm dan pada bentang jembatan harus ada clearance (jarak dari permukaan tanah dengan batas paling bawah jembatan) setinggi 4 cm. Berat jembatan tidak boleh lebih dari 25 gram. Jembatan ini kemudian akan diberi beban berupa kerikil yang dituang kedalam pipa. Semakin ringan jembatan dan semakin berat beban yang bisa ditahan jembatan, maka semakin tinggi penilaiannya. Dari 20 tim finalis dari 7 universitas di jawa, 3 Tim dari mahasiswa UK Petra meraih juara 1, 2 dan 3 di kompetisi ini.

Dalam Earthquake Resistant Design Competition (ERDC), peserta lomba ditugaskan membuat maket suatu bangunan dari bahan kayu balsa, dan kemudian maket ini akan diuji dengan simulasi gempa. Penilaian dalam lomba ini selain menghitung kekuatan bangunan, juga menghitung efisiensi bangunan dan nilai ekonomis bangunan. ERDC 2017 mengambil tema “Prepare Because We Care”. Dari 54 tim peserta, diambil 12 tim dengan nilai tertinggi untuk tampil di babak final. Muncul sebagai juara adalah tim Resonance dari UK Petra.

Lomba kuat tekan beton (LKTB) dimulai pada tanggal 24 Maret 2017 yang diawali dengan briefing yang diberikan oleh salah seorang anggota juri, Antoni, Ph.D. Dalam briefing ini Antoni memperkenalkan konsep Low Cement Concrete (LCC) pada para peserta. LCC adalah sesuai dengan tema lomba ini, yaitu “Optimize Your Material for greener concrete”. LCC adalah teknik pembuatan beton dengan jumlah semen yang sedikit dan merupakan cara yang ramah lingkungan dan sustainable (berkelanjutan) dalam membangun. Pemakaian semen menghasilkan emisi karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca, maka dari itu pemakaian semen sesedikit mungkin dalam pembuatan beton adalah teknik yang ikut menjaga kelestarian lingkungan. LCC adalah fokus yang khas yang dipakai oleh LKTB Petra, kekhasan lain dari lomba ini adalah memperkenalkan penggunaan fly ash (endapan abu) yang bisa didapatkan secara gratis sebagai suatu bahan pengganti semen dan penggunaan superplasticizer dalam pembuatan beton. Peserta lomba ini ditugaskan untuk membuat contoh beton dengan kekuatan setinggi mungkin dan diberi batasan jumlah pemakaian semennya. Hasil sampel beton karya para peserta sudah bisa disejajarkan dengan standar beton industri konstruksi. Hal ini bisa dilihat dari hasil beton terkuat di kompetisi ini adalah sekitar 40 MPa (megapascal), setara dengan kekuatan beton untuk bangunan pertokoan bertingkat yang terkenal di Surabaya. Untuk beton di perumahan, pada umumnya kekuatannya adalah 20 MPa saja. Kompetisi ini dimenangkan oleh tim dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hieronimus Enrico, sebagai ketua panitia mengungkapkan kesannya atas kompetisi ini, “Kami mendapatkan ilmu membuat beton yang baik dan mengenal  perusahaan-perusahaan konstruksi yang sudah terkenal. (noel/dit)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here