SHARE

Semakin maju dan berkembangnya dunia digital mendorong insan perfilman untuk terus berkarya dan menggali kreatifitas tanpa batas. Hal ini diimplementasikan oleh Program English for Creative Industry & Program Studi (prodi) Sastra Inggris Universitas Kristen Petra (UK Petra) dengan mendirikan Petra Independent Film (PIF). Diresmikan pada tanggal 5 Mei 2017 lalu, PIF didukung secara akademis oleh program English for Creative Industry (E-Crav), Prodi Sastra Inggris, dengan kelas-kelas film seperti Screenplay Writing, Acting for Film, Directing, Film Production, dan lain-lain.

 

PIF (Petra Independent/Indie Film) adalah organisasi film edukatif yang bergerak di ranah pendidikan atau pelatihan, produksi, dan penayangan sebelum dipentaskan di khalayak umum (screening) dan distribusi film. Selain itu, Program E-Crav juga memfasilitasi produksi film oleh mahasiswa dengan dukungan dana dan peralatan yang ada. Melalui penelitian dengan PLT (Petra Little Theatre), PIF juga mengadakan screening  film secara periodik setiap semester. PIF juga akan mengadakan screening ke sekolah-sekolah atau lembaga mitra agar karya-karya mahasiswa dapat di-diseminasi-kan ke khalayak, khususnya di Surabaya.

Digagas sejak tahun 2010, PIF akhirnya berdiri untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam menambah wawasan dalam bidang perfilman. PIF dibekali dengan berbagai kelas-kelas film, ditambah mahasiswa telah memproduksi beberapa film pendek baik di tingkat pelatihan dasar maupun lanjutan. Istimewanya, program ini diperkaya dengan adanya program Double Degree antara Prodi Sastra Inggris UK Petra dengan Film Department-Dongseo University, Korea Selatan. Di tahun 2017 ini, telah kembali enam  mahasiswa yang merampungkan program Double Degree di Korea Selatan untuk menyelesaikan tugas akhir di UK Petra. Dari enam mahasiswa ini kepengurusan PIF dibentuk dan akhirnya resmi berdiri.

 

PLT didirikan sebagai cikal bakal terbukanya Program English for Creative Industry (E-Crav). Program English for Creative Industry (E-Crav) merupakan hasil dari reorientasi pengutamaan sastra yang saat itu hanya akademis yang membahas karya-karya sastra. Dengan adanya E-crav, mahasiswa tidak hanya dapat membahas karya-karya sastra, mahasiswa diberi ruang untuk memproduksi karya. Dalam sambutan di acara peluncuran PIF, Dr. Ribut Basuki, M.A menyatakan bahwa karya novel atau cerpen seharusnya tidak berhenti pada file laptop, tetapi dicetak dan diedarkan. Maka dari itu, Fakultas Sastra mulai memfasilitasi penerbitannya. Karya berupa naskah drama tidak harus berhenti di file dan diterbitkan, PLT ada untuk  memproduksi karya-karya tersebut dalam pertunjukan.

“Karya berupa naskah film atau screenplay juga demikian, maka pada hari ini kita meluncurkan PIF. Dengan PIF, diharapkan karya mahasiswa dapat diproduksi dan akhirnya di screening. Lebih jauh lagi, screening tersebut dapat ditiketkan sebagai pertunjukan PLT. Lebih jauh lagi, screening dapat dilakukan di tempat lain misalkan di sekolah-sekolah. Lebih jauh lagi, film yang diproduksi di screening di festival-festival baik Nasional maupun Internasional. Maka dari itu, untuk mahasiswa manfaatkan PIF untuk belajar dan berkreasi,” urai Dr. Ribut Basuki, M.A., selaku executive board of directors PIF.
Melalui PIF, diharapkan mahasiswa dapat menuangkan idealisme selama masih di kampus. “Buatlah film-film yang baik, yang berdampak, tanpa memikirkan rating. Berkaryalah, belajarlah membuat film yang benar dan jadilah mahasiswa yang kreatif dan bersinar,” tutup Dr. Ribut Basuki, M.A (fsc/dit).

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here