SHARE

Surabaya adalah metropolitan terbesar kedua di Indonesia dan memiliki ciri khas perkampungan dalam kota. Perkampungan yang sarat penduduk ini memiliki problematika dan tantangan tersendiri dimana salah satunya adalah sanitasi dan gaya hidup sehat. Permasalahan seperti ini dialami oleh masyarakat di Kelurahan Putat Jaya, khususnya di lokasi sekitar ex lokalisasi prostitusi Dolly. Sebagai solusi permasalahan ini, pemerintah mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Standar dalam penerapan PHBS didokumentasikan dalam 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yaitu: 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan; 2) Cuci Tangan Pakai Sabun; 3) Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga dengan Aman; 4) Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga dengan Aman; dan 5) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Aman.

Program Studi Teknik Sipil UK Petra turut mengambil bagian dalam mensukseskan program STBM ini melalui Mata Kuliah Ilmu Lingkungan yang diintegrasikan pada metode Service Learning dengan kegiatan “Percontohan Kampung Sehat warna-warni ber-PHBS”. Sebanyak 130 mahasiswa yang terbagi dalam 12 kelompok melakukan pelayanan kepada masyarakat di 53 rumah pemukiman di lingkungan RT 3 dan RT 4 di RW 5, Kelurahan Putat Jaya, Surabaya. Lokasi rumah-rumah yang akan dilayani berada di jalan sepanjang sekitar 200 m yang berada di tepian sungai di Jalan Banyu Urip Jaya, Kelurahan Putat Jaya. Permasalahan yang ada di lingkungan ini adalah: ada 10 rumah yang belum memiliki jamban sehat; tidak tersedianya padasan cuci tangan pakai sabun;  dan sebagian masyarakat WCnya tidak memakai septic tank dan dialirkan ke sungai. Program perbaikan yang dijalankan oleh para mahasiswa atas permasalahan ini adalah: Open Defecation Free (ODF) atau jamban sehat di setiap rumah di RT 3 dan RT4, setiap rumah memiliki dua tempat sampah, satu untuk sampah basah  dan satu untuk sampah kering dengan tutup injak, penyediaan padasan cuci tangan yang terbuat dari timba yang ada kran airnya dengan jarak penempatan setiap tiga rumah dan  pengecatan rumah-rumah dan pembuatan mural di lokasi bantaran sungai agar lebih kreatif, dan memberikan kesan yang bersih dan unik.

Dalam program ini, banyak pihak turut membantu, yaitu: Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai penggalak PHBS, yang menyelenggarakan senam sehat dan penyuluhan pentingnya STBM dan elemen masyarakat untuk meningkatkan standar kesehatan pemukiman. Kegiatan pengecatan, pembuatan padasan, dilaksanakan pada tanggal 6, 13, dan 20 Mei 2017.

Metode Service Learning, diharapkan dapat memberikan dampak pada masyarakat yang dilayani dan juga pada mahasiswa yang melayani. Alfan, ketua Rukun Tetangga 3 mengapresiasi kegiatan ini. Ia mengatakan, “Dengan kegiatan ini, warga bisa mengerti dan mampu membangun kamar mandi  seorang janda dan seorang kakek yang kurang mampu”. Salah seorang panitia kegiatan ini, Hieronimus Enrico Suryo, mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2015 menceritakan kesannya atas kegiatan ini, “ Kegiatan ini adalah satu pengalaman baru, dimana para mahasiswa berinteraksi langsung dan melakukan pelayanan perbaikan fasilitas masyarakat”. (noel/dit)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here