SHARE

Cepatnya kemajuan teknologi digital memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia termasuk dalam aspek bahasa. Meski komunikasi dan alur informasi menjadi sangat mudah, kita juga dihadapkan dengan sisi negatif dari internet dan teknologi digital seperti fake news, hoax dan hate speech. Program studi Sastra Inggris Universitas Kristen Petra (UK Petra) kembali menggelar konferensi Language in the Online and Offline World yang ke 6 (LOOW 6). Konferensi yang diikuti oleh 75 peserta dari Indonesia dan Malaysia ini diselenggarakan di Ruang Konferensi 4 lantai 10 gedung Radius Prawiro kampus UK Petra pada 8-9 Mei 2018.

Tema yang dipilih pada LOOW 6 kali ini adalah “The Fortitude”. Fortitude dapat diterjemahkan sebagai kekuatan mental dan emosional untuk menghadapi tantangan dan kesulitan. “Dalam konferensi ini, para pembicara dan peserta membahas pentingnya  kesadaran mental dan emosional dalam penggunaan bahasa verbal dan visual, baik online maupun offline, dalam dunia pendidikan, budaya dan sastra, serta bisnis dan industri kreatif, untuk menghadapi tantangan arus informasi,” ujar Dr. Nani Indrajani Tjitrakusuma, selaku ketua panitia LOOW 6.

LOOW 6 menghadirkan enam pembicara yang berasal berbagai negara yaitu dari Indonesia, Malaysia dan Korea Selatan. Pembicara pertama yaitu Manneke Budiman, Ph.D., yang merupakan seorang dosen di Universitas Indonesia. Manneke berbicara tentang “Millenials, Net Culture, and Literacy Crisis”. Prof. Jungsun Kim, Ph.D., yang merupakan profesor dari Dongseo University, Korea Selatan membahas tentang “Three Paradigms of Contemporary Korean Revenge Films: Possibility of Getting Even”. Prof. Shameem Rafik-Galea, Ph.D. dari UCSI University, Kuala Lumpur, Malaysia, berbicara mengenai “Creativity, Critical Thinking, & the Language of Thinking in the ELT Classroom”, strategi berpikir yang dapat digunakan guru tentang belajar bahasa Inggris dengan cara yang paling kreatif saat mengembangkan Learning English as a second (ESL).

Tidak hanya berasal dari akademisi perguruan tinggi, Peter Araman, Kepala Sekolah dari Singapore National Academy (SNA) International School Surabaya juga menjadi pembicara dalam konferensi ini. Peter berbicara mengenai “K-12 Education Version 2 – The Future School”, yaitu studi kasus kehidupan nyata tentang bagaimana sekolah berubah, dampak pada siswa dan komunitas pendidikan. Pembicara selanjutnya berasal dari UK Petra yaitu Dr. Samuel Gunawan, M.A., yang membahas tentang “Donald Trump’s versus Hillary Clinton’s Campaign Rhetoric in their Presidential Nomination Acceptance Speeches”. Samuel mempelajari retorika Donald Trump dan Hillary Clinton dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016, bagaimana kedua kandidat memamerkan peran dan agenda politik mereka dalam hal empat komponen retorika kampanye yaitu agenda-setting, framing, character construction, dan emotional resonance dalam pidato penerimaan nominasi mereka. Berikutnya Jeffery Todd Bridges, B.S., M.Ed., seorang pengajar di UK Petra berbicara tentang “Developing Character through Curriculum”. (rut/padi)

Facebook Comments