SHARE

“Karena pemilu bukan seperti melempar dadu, kita semua menentukan nasib masa depan”, itulah pesan video yang diputar dalam talkshow bertajuk Suaraku untuk Masa Depan Bangsaku yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen Petra (UK Petra) bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya. Talkshow sosialisasi terkait Pilkada Jatim 2018 ini menghadirkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, Nur Syamsi, S.Pd., ini dilaksanakan pada hari Jumat, 8 Juni 2018 di Gedung T ruang AVT. 503 UK Petra.

Tanggal 27 Juni 2018 yang akan datang, Provinsi Jawa Timur melaksanakan pesta demokrasi pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur, serta pemilihan Walikota-Wakil Walikota, dan Bupati-Wakil Bupati dibeberapa Kabupaten-Kota diwilayah Jawa Timur. Memilih calon pemimpin yang tepat untuk memimpin selama lima tahun ke depan, perlu adanya peran aktif dari masyarakat, salah satunya dengan cara tidak menjadi pemilih golongan putih (golput). Mahasiswa sebagai generasi muda juga turut menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan pesta demokrasi ini. menyelenggarakan.

Di UK Petra sendiri jumlah mahasiswa yang berasal dari berbagai kota di wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) non-Surabaya dan Sidoarjo terdapat sekitar 1.000 orang mahasiswa, selain itu beberapa di antaranya merupakan pemilih yang baru saja mendapatkan hak pilihnya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 ini. Akan tetapi, belum seluruh dari mahasiswa ini benar-benar memiliki kesadaran akan pentingnya penggunaan hak suaranya dalam kehidupan demokrasi lewat agenda pesta demokrasi ini. “Saat ini isu yang ada adalah masih banyak masyarakat khususnya mahasiswa yang bersikap apatis, dengan adanya kegiatan ini harapannya sebagai mahasiswa dapat berperan aktif menyukseskan pilkada 2018 ini,” urai Richard Cahya, selaku ketua kegiatan ini.

Talkshow yang dimoderatori oleh Fanny Lesmana, S.Sos., M.Med.Kom. menghadirkan Ketua KPU Surabaya, Nur Syamsi, S.Pd., sebagai pembicara. Pilkada serentak ketiga ini dilaksanakan oleh satu provinsi dan 18 kabupaten atau kota. Salah satu kendala yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat adalah saat pelaksanaan pemilihan umum tidak berada di daerah asalnya. Seperti dalam pilkada Jatim ini, KPU Surabaya memfasilitasi pemilih yang merupakan penduduk Jawa timur non-Surabaya, yang pada saat pelaksanaan berada di Surabaya dengan cara mengurus surat pindah memilih atau formulir model A-5. Formulir A-5 ini bisa didapatkan dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang ada di kelurahan atau desa, Tempat Pemungutan Suara (TPS) awal yang memuat nama pemilih. Pemilih wajib menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada petugas PPS, kemudian petugas akan memeriksa apakah nama pemilih tercatat sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT). Setelah itu, pemilih menyerahkan formulir A-5 ke kelurahan yang dituju, nantinya akan diarahkan ke TPS tujuan.

Selain sosialisasi, juga dilaksanakan simulasi tata cara coblos oleh Relawan Demokrasi Pilgub Jatim 2018. Dalam simulasi ini, awalnya peserta diberi pengetahuan dasar saat memilih kemudian memeriksa kertas suara hingga cara mencoblos yang tepat supaya suaranya dianggap sah. Beberapa peserta juga berkesempatan mempraktikkan kegiatan pemungutan suara secara langsung. “Saya berterimakasih kepada UK Petra yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk melakukan tugas kami untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu, juga dalam hal meningkatkan rasionalitas politik masyarakat melalui sosialisasi Pemilu ini,” ungkap Nur Syamsi, S.Pd. (rut/Aj)

Facebook Comments