SHARE

Kabar gembira di awal tahun 2017, dua kelompok Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) U.K. Petra akan mewakili Indonesia berlaga di ajang Internasional yaitu Asia Student Package Desaign Competition (ASPaC) 2016. Mereka berangkat ke Jepang pada tanggal 14-20 Januari 2017. Apa itu ASPaC? ASPaC merupakan sebuah wadah kompetisi bagi para mahasiswa desain yang diselenggarakan oleh Japan Foundation dan Japan Package Desaign Association (JPDA) sejak tahun 2010. Berikut DP sajikan ulasan mengenai uniknya packaging para mahasiswa U.K. Petra yang kreatif ini.

Surprise. Itulah tema yang disodorkan dalam kompetisi ASPaC ini. Awalnya informasi kompetisi ini dijadikan sebuah project tugas besar dalam mata kuliah Desain Kemasan Program Studi DKV. “Terkumpullah kurang lebih 14 karya dari 14 kelompok dan saya minta untuk dikirimkan semua ke panitia ASPaC Jakarta. Semakin banyak yang dikirimkan maka semakin banyak kesempatan untuk menang. Puji Tuhan, dua tim UK. Petra dinyatakan sebagai pemenang juara pertama dan kedua sehingga langsung mewakili Indonesia ke Jepang. Kelompok pertama berjudul This Pain is Temporary sedangkan kelompok kedua bernama Sweet Tale.”, urai Elisabeth Christine Yuwono, S.Sn., M.Hum. selaku dosen DKV UK. Petra. Para mahasiswa UK. Petra ini sudah menjadi pemenang dan kepergian mereka ke Jepang ini untuk mencari karya yang terbaik dari lima negara lainnya yaitu Jepang, Korea, Taiwan, China dan Thailand.

Karya bertajuk This Pain is Temporary ini dibuat oleh Hana Setiono Oei dan Jovita Christina Tandono. “Karya ini merupakan packaging pembalut berbentuk novel berseri yang menjadi surprise bagi para gadis yang baru pertama kali mengalami mestruasi. Kejutan ini menjadi pegangan sang gadis saat menghadapi hari-hari menstruasi agar merasa nyaman”, ungkap Hana. Novel berseri ini berisikan 5 buku yang menandakan 5 hari menstruasi dengan berisikan beberapa ukuran. Para gadis ini tak perlu kuatir, di setiap buku juga berisikan beragam informasi seputar menstruasi. Misalnya seperti novel volume 2 yang diberi judul “you don’t know women” berisikan informasi pada gadis remaja bahwa di hari kedua ini perempuan akan merasakan perubahan secara fisik dan emosi sehingga wanita cenderung menjadi susah ditebak. Begitu seterusnya hingga masa menstruasi itu berakhir. Unik dan out of the box, itulah karya The Pain is Temporary. Tak sia-sia usaha mereka, hanya dengan membuat konsep selama kurang lebih 1 minggu maka karya mereka layak melangkah ke Jepang bersanding dengan karya mahasiswa negara lainnya.

Lain halnya dengan karya anak bangsa dari Raymond Gunawan dan Marcella Kartika yang juga berhasil memikat para juri di tingkat nasional. “Konsep ini dipersipkan hanya dalam 4 hari saja. Berawal dari keinginan agar cerita rakyat Indonesia dapat dikenal di luar negeri maka kami memutuskan membuat Sweet Tale yang terdiri dari 3 kemasan”, urai Raymond yang berkacamata tersebut. Sweet Tale merupakan sebuah produk manisan yang berisikan manisan tradisional Indonesia, dengan mengusung cerita rakyat yaitu dongeng Timun Mas dari Jawa Tengah yang menceritakan seorang janda tua yang mendapatkan seorang bayi melalui buah timun mas yang ditanam hasil pemberian dari seorang raksasa hijau. Kemasan Sweet Tale sendiri terdiri dari 3 macam kemasan, kemasan pembungkus manisan yang bergambarkan bayi dan tokoh-tokoh dari dongeng Timun Mas, kemasan berbentuk buah timun mas untuk melindungi manisan dan bunga sebagai box  untuk menyimpan buah timun masnya. Pada kemasan bunga, disetiap kelopaknya terdapat cerita singkat yang menceritakan dongeng mengenai Timun Mas. “Produk manisan ini ditujukan untuk sebuah keluarga terutama anak-anak agar manisannya dapat dinikmati secara bersama-sama sekaligus dapat menjadi pembelajaran dalam mengenal cerita rakyat Indonesia bagi anak-anak. Anak-anak menyukai sesuatu yang manis, sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk mempelajari sesuatu apabila mereka menyukainya”, tambah Marcella. (Aj/dit)

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here