SHARE

Pembangunan infrastruktur Indonesia bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu bidang penting dalam dunia infrastruktur adalah keahlian rekayasa struktur yang mendesain dan membangun struktur. Rekayasa struktur merupakan bidang profesi yang memerlukan keterampilan teknis, intuisi, dan seni. Agar dapat mendesain dan membangun struktur yang aman dan ekonomis, praktisi industri konstruksi perlu mengikuti perkembangan terbaru metode analisis struktur, metode desain, metode konstruksi dan peraturan-peraturan bangunan. Sebagai upaya memberikan pemahaman dan mengaktualkan ilmu mahasiswa serta kalangan praktisi industri konstruksi khususnya di bidang rekayasa struktur, Magister Teknik Sipil Universitas Kristen (UK) Petra menyelenggarakan seminar bertajuk Structural Modelling, Analysis and Design pada hari Selasa, 3 April 2018. Seminar yang dihadiri praktisi, akademisi dan mahasiswa teknik sipil ini dipandu oleh Wong Foek Tjong, S.T., M.T., Ph.D., selaku Ketua Program Magister Teknik Sipil UK Petra. Hadir sebagai pembicara seminar Dr. Nathan Madutujuh. Nathan bergerak di bidang rekayasa industri melalui piranti lunak alat bantu penghitungan yang dikembangkannya.

Seminar dimulai dengan paparan tentang Desain Awal Gedung Tinggi di Daerah Seismik. Letak geografis Indonesia dikenal sebagai ‘cincin api’ karena berada di tempat dimana beberapa lempeng tektonik bertemu. Karakteristik daerah ini adalah resiko gempa bumi yang tinggi, karena karakteristik ini, regulasi konstruksi bangunan tinggi menuntut standar bangunan yang mampu mengakomodasi resiko gempa. Regulasi terkait resiko gempa ini didasarkan pada peta resiko gempa yang dinamis dan senantiasa diperbarui. Standar yang ditetapkan berbeda antara di area yang rentan gempa dan area yang jarang gempa. Karena perbedaan standar serta adanya kemungkinan standar tersebut berubah, ada tuntutan tersendiri bagi para desainer struktur untuk bisa menghasilkan desain awal dengan cepat dan akurat. Desain awal berperan sentral perencanaan struktur karena para pemegang kepentingan membuat keputusan berdasarkan desain awal tersebut. Dalam membuat desain awal, finite element method (FEM/metode elemen hingga) memungkinkan adanya kalkulasi yang akurat dan penetapan batas kesalahan yang jelas dalam waktu yang singkat.

Sesi kedua diisi dengan penjelasan tentang pemakaian FEM dalam analisis struktur. Dalam analisis struktur banyak sekali ditemukan variabel yang saling mempengaruhi. Banyaknya variabel tersebut dan adanya efek saling mempengaruhi menyebabkan terjadinya penghitungan yang berulang-ulang kali dan bahkan sampai tidak terhingga. FEM adalah metode menyederhanakan analisa tersebut. FEM dilakukan dengan memilih beberapa elemen spesifik dari banyaknya elemen yang ada untuk dianalisa, contoh: elemen tulang baja, kolom beton, tiang pondasi. Analisis dilakukan dengan kalkulasi statistik pada elemen-elemen tersebut dan menetapkan rasio kesalahan (error ratio) yang sesuai. Metode FEM memungkinkan perencanaan struktur dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.

Bahasan terakhir dalam seminar ini adalah Capacity Design of Pile Foundations yang mengangkat tentang perancangan kapasitas tiang pondasi. Penghitungan kebutuhan tiang, regulasi standar gempa, dan[A1]  kondisi tanah adalah kombinasi penghitungan yang sederhana namun memakan waktu dan memerlukan perhitungan berulang kali apabila dilakukan secara manual. Dengan program alat bantu penghitungan dan metode FEM, kalkulasi tersebut bisa dilakukan dengan akurat dan waktu yang cepat. Menurut Nathan, perkembangan teknologi alat bantu kalkulasi dan penguasaan metode FEM ini akan memungkinkan industri konstruksi untuk lebih efisien, aman, dan membuat inovasi-inovasi baru. Nathan menyampaikan anjuran bagi para pelaku industri konstruksi untuk terus memperkaya ilmu dan mengasah keterampilannya agar selalu relevan dengan perkembangan terbaru, ia mengatakan, “Semaju apa pun alat bantu, manusia tetap sebagai aktor utamanya”. (noel/dit)

Facebook Comments