SHARE

Sempat tertunda karena pandemi, Program Studi Sastra Inggris Universitas Kristen Petra (UK Petra) kembali menggelar kegiatan rutin yaitu Cultural and Literary Night (CULLIT) 2021. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,  CULLIT 2021 diselenggarakan secara online pada 17-29 Mei 2021.  CULLIT bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan negara-negara lain yang berbeda dengan Indonesia kepada para mahasiswa. Tahun ini tema yang diusung yaitu “Night Festival in Tokyo”. Jepang dipilih karena merupakan salah satu negara maju di Asia yang memiliki karakter yang sangat unik dan menarik, mulai dari sejarah, tempat-tempat, kuliner dan budayanya. “Negara Jepang memiliki ciri khas yang tidak bisa dibandingkan dengan budaya lainnya. Apalagi bagaimana cara mereka memadukan gaya hidup mereka yang tradisional dengan kemajuan teknologi yang modern saat ini. Jepang juga terkenal memiliki berbagai macam festival-festival yang meriah,” urai Vanessa Cicilia,  selaku ketua panitia CULLIT 2021.

Digelar secara online, terdapat beberapa penyesuaian yang dibuat, kali ini acara dikemas dalam bentuk festival online via instagram dengan menyuguhkan konten-konten menarik dan mengedukasi. Lebih menarik dengan adanya kompetisi performance dan creative work, para peserta mengumpulkan karya dalam bentuk apapun. Karya-karya tersebut diunggah di halaman instagram @culturalandliterarynight. “Kompetisi diikuti oleh 42 orang dengan karya total ada 15 performance dan 22 karya creative work. Selain itu, panitia juga mengunggah konten infografis sejarah dan budaya Jepang. Tiga hari sebelum acara selesai, kami akan mengupload segala karya peserta dan mulai membuka sistem voting,” ungkap Vanessa.

  Sebagai puncak acara sekaligus penutupan, panitia menggelar sharing melalui Live Instagram bersama Kevin Jody, seorang mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan di Jepang. Kevin Jody membagikan pengalaman hidup dan belajar di  Negeri Sakura. Kevin menyatakan bahwa ia berangkat ke Jepang tanpa bisa berbahasa Jepang, namun seiring berjalannya waktu ia mulai belajar. Ia mengaku tidak mengalami kendala yang berarti saat berada di Jepang karena ia merupakan orang yang mudah dan cepat beradaptasi. “Perbedaan gaya dan pola hidup mahasiswa Jepang dan Indonesia, terlihat terutama saat kelas. Mahasiswa Indonesia cenderung lebih aktif, sedangkan mahasiswa Jepang lebih pemalu. Lalu, kebanyakan mahasiswa Jepang bekerja paruh waktu, saya pun juga sempat memiliki pekerjaan paruh waktu,” ujar Kevin Jody. (rut/dit)

 

Facebook Comments