SHARE

Program Design Fashion & Tekstil (DFT) UK Petra kembali gelar Innofashion Show 2021: “Share to Grow Together”. Kali ini, Innofashion Show juga dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis Universitas Kristen Petra (UK Petra) yang ke 60 tahun. Kegiatan ini dilaksanakan pada 22-26 Juni 2021 secara daring. Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian acara yaitu workshop, lomba, seminar, kelas online, serta pameran karya fashion dari para desainer muda DFT. 

Di tengah situasi pandemi covid-19, perubahan terjadi hampir di semua aspek kehidupan, salah satunya adalah bidang fashion. Sehubungan dengan itu, Innofashion Show 2021 ingin membagikan inspirasi kreatif bagi pelaku dunia fashion, terutama UMKM yang terdampak pandemi agar tetap bisa bertahan. “Dengan jati diri pembelajaran di DFT yang conceptual, Innovation, Meaningful, maka tema acara tahun 2021 adalah share (berbagi) dan dimaknai dengan judul acara yaitu “Share to Grow Together”. “Inspiring and Innofashion” mewakili harapan bahwa acara ini akan memberi inspirasi kreatif fashion serta berdampak positif bagi UMKM secara khusus dan pelaku fashion secara umum agar mampu kreatif dan bertahan di dalam pandemi,” ungkap Rika Febriani, S.Sn., M.A., selaku ketua panitia Innofashion Show 2021.

Kegiatan ini terbuka untuk umum, terutama mahasiswa dan siswa SMA. Lomba yang digelar yaitu Fashion Illustration Competition “Nusantara E-Carnival”. Kegiatan ini juga terdiri dari lima kelas online, diantaranya adalah From Muslin to Manequin, Fashion Tren to Fashion Style, Collaboration with Local Fashion Brand, Building Ethical and Sutainable Small Fashion Business, serta Fashion for A Cause.

Pada 25 Juni 2021 dilaksanakan webinar berjudul “Pentingnya Kreativitas Industri Fashion Indonesia Maju Bersama UKM”. Hadir sebagai pembicara yaitu Merdi Sihombing dan Lenny Agustin Ernawati, M.Sn. Merdi Sihombing membawakan materi tentang “Pewarnaan Alam, Jendela Menuju Mode Berkelanjutan”. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan zat pewarna alam. Ia telah menggali dan mengolah warna-warna alam menjadi sumber warna baru, sehingga lahirlah ragam warna yang unik, eksotis, dan eksklusif. “Impian terbesar kami adalah ingin menghidupkan kembali seni karya tradisional terutama tenunan dengan pewarna alam, menyejahterakan para penenun agar dapat meningkatkan kualitas produknya. Sehingga hasilnya dapat dinikmati semua pihak secara adil dan layak,” ujar desainer yang gemar mengeksplorasi kain tenun ini. 

Lenny Agustin Ernawati, M.Sn. bercerita tentang etika dalam berkarya. Menurutnya, etika berkarya diantaranya adalah melakukan riset terhadap apa yang menjadi inspirasi. Hal ini dilakukan agar lebih mengenal inspirasi dan menghindari konflik dengan masyarakat. Yang kedua yaitu tidak menggunakan motif-motif atau bentuk yang disakralkan untuk desain yang tidak selaras dengan maknanya. Memiliki tujuan untuk mengembangkan, melestarikan, dan mempopulerkan budaya tersebut melalui karya yang dihasilkan, juga perlu diingat. “Sebisa mungkin kita berikan sumbangsih kepada perajin dan masyarakat yang adat budayanya kita ambil sebagai inspirasi. Misalnya dengan bekerja sama dalam berkarya dan mengembangkan pangsa pasar hasil karya mereka,” urai desainer asal Surabaya ini. (rut/Aj) 

 

Facebook Comments