SHARE

Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Kristen Petra (UK Petra) dan Himpunan Mahasiswa Bahasa Mandarin UK Petra bekerja sama dengan Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, Tiongkok, menggelar Virtual Summer Camp. Tema kegiatan ini adalah “Connecting the Bridge” yang memiliki makna jalinan penuh warna nan indah antara kedua belah pihak. Latar belakang budaya kedua negara yang beragam dan berbeda, dihubungkan dengan saling pengertian dan pemahaman, sehingga niscaya tercipta persahabatan dan perdamaian yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.  

“Semakin eratnya hubungan Tionghoa dan Indonesia, maka kesempatan kerja dan belajar yang tersedia juga semakin luas. Salah satu faktor yang memiliki peranan yang besar adalah budaya. Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan dan ketertarikan generasi muda Indonesia terhadap Tiongkok masih sangat minim, begitupun sebaliknya. Hal ini dapat mempengaruhi komunikasi dan efektivitas kerja sama antar dua negara,” ujar Budi Kurniawan, S.Kom., B.A., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa Mandarin UK Petra. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada 4-8 Juli 2022 secara daring dan diikuti oleh 100 orang Mahasiswa Tiongkok serta 100 orang siswa SMA dan mahasiswa Indonesia. Virtual Summer Camp ini bertujuan untuk menjadi wadah  bagi para generasi muda di tingkat SMA dan universitas untuk meningkatkan pemahaman budaya kedua negara, serta membangun jejaring dan persahabatan lintas negara.  

Bentuk kegiatan terdiri atas seminar dan workshop. Peserta akan mendapat pengetahuan mengenai berbagai jenis masakan, tarian, musik, teknik bela diri, baju tradisional, dan cerita rakyat Tiongkok dan Indonesia. Sebanyak 25 orang pembicara hadir dalam kegiatan ini,  mereka berasal dari UK Petra, Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, serta berbagai sekolah, perusahaan dan organisasi.  

“Peserta akan diberi project secara berkelompok yang harus dipresentasikan di akhir acara. Tujuan dari project ini adalah agar dapat membantu peserta menghilangkan stereotip antara kedua bangsa, melatih kemampuan berkomunikasi, serta dapat membina hubungan pertemanan yang baik. Project berupa pembuatan sebuah video bertemakan cerita rakyat dengan menggunakan wayang kulit yang dibuat sendiri oleh peserta,” imbuh Budi Kurniawan.  

Terdapat sesi dari Konsul Jenderal Tiongkok di Surabaya yaitu Gu Jingqi, yang menyampaikan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok. ”Hubungan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia sudah terjalin sejak lama, sejak jaman dinasti Han. Seiring berjalannya waktu, kerja sama antara kedua negara mulai dari politik, sosial, dagang, maritim, dan saat ini merambah kepada pendidikan. Tiongkok dan Indonesia bagaikan saudara angkat karena hubungan keduanya yang sangat fleksibel,” ungkap Gu Jingqi dalam seminar Connecting the Bridge. (rut/dit) 

Facebook Comments