SHARE

Ah.. filosofi… Bosen? Jadul? Sudah nggak zaman? Big no! Nyatanya ada salah satu filosofi yang sampai sekarang digunakan, bahkan sangat diperlukan.

Filosofi ini sudah ada sejak 2000 tahun lalu, namun masih sangat relevan dengan kehidupan kita sekarang yang penuh ketidakpastian. “Filosofi teras”, buku karya Henry Manampiring ini menjabarkan mengenai filosofi teras yang bertujuan agar kita hidup dengan emosi negatif yang terkendali dan hidup dengan kebajikan (virtue).

Terdapat 2 (dua) prinsip yang bisa kita dapatkan dari cerita tersebut, yaitu:

  1. Dikotomi kendali

Berbagai hal dalam hidup terbagi dua, yaitu:

  1. Hal yang ada di dalam kendali kita: Pikiran, opini, persepsi, dan tindakan kita sendiri.
  2. Hal yang di luar kendali kita: Opini orang lain, kekayaan, reputasi, dan kesehatan yang bisa saja karena faktor keturunan.

Filosofi ini juga bukan berarti pasrah. Pasrah lebih mengarah pada tidak ada usaha dan hanya bergantung pada arus, kita bisa mengambil pandangan yang berbeda dari hal tersebut. Misalkan saja kita terjebak macet. Daripada kita emosi selama perjalanan tersebut, kita bisa mengambil pandangan mungkin kita bisa mendengarkan podcast yang dari dulu ingin kita dengarkan tapi tidak sempat karena sibuk atau mendengarkan lagu yang baru dirilis artis favorit kita.

  1. Trikotomi kendali

Hal ini menambahkan bahwa hal dalam hidup dibagi menjadi tiga, yaitu hal yang ada di dalam kendali kita, hal yang di luar kendali kita, dan hal-hal yang sebagian bisa kita kendalikan. Yang sebagian kita bisa kendalikan ini adalah internal goal atau target.

Kita bisa mengarahkan kehidupan kita menjadi lebih baik, tapi pasti ada unsur eksternal yang mempengaruhi tercapai atau tidak target kita ini. Faktor eksternal itu bisa berasal dari lingkungan. Lingkungan yang baik akan tentu berpengaruh baik pada kita. Sebaliknya, lingkungan yang kurang baik akan membuat kita semakin jauh dari target, bahkan melupakan target kita.

Memiliki kebajikan (virtue) artinya kita memiliki landasan moral yang baik atas pembedaan mana yang benar dan mana yang salah.

Ketika kita dihadapkan suatu masalah, akan ada respon yang kita berikan. Respon itu termasuk dalam hal yang bisa kita kendalikan. Cara melatih respon yang tepat? Selalu berusaha untuk diam, mengambil waktu tenang sejenak untuk berpikir jernih. Jika hal itu tidak bisa kita kendalikan, then let it go. Jangan membebani diri sendiri dengan hal yang tidak bisa kita kendalikan. Prioritaskan mengendalikan apa yang bisa kita kendalikan, yaitu pikiran kita.

It’s useless if we want to change what we can’t change. Biarkan saja berlalu.

Kesimpulannya, ada beberapa hal dalam hidup yang bisa kita kontrol, ada yang kita tidak bisa kontrol, ada yang keduanya. Semua itu akan kembali lagi pada diri kita sendiri, bagaimana respon yang tepat akan hal-hal tersebut, akankah kita menggunakan kebajikan dalam merespon hal-hal tersebut?

Ingin cari tahu lebih lengkap mengenai Virtue Is What We Need? Yuk, tonton WHITESPACE di IG TV @liasidik!

Facebook Comments